JABAR EKSPRES – Belakangan ini, marak sekali aplikasi yang mengklaim bisa menghasilkan cuan dengan cepat. Salah satu yang sedang ramai dibicarakan adalah aplikasi SAI AI . Aplikasi ini, meskipun sudah sering disorot sebagai skema penipuan, ternyata masih aktif dan bahkan semakin gencar merekrut anggota baru.
Saat ini, SAI AI masih memanfaatkan berbagai platform media sosial, seperti Facebook, untuk menarik perhatian masyarakat. Banyak komentar positif dari pengguna yang mengaku tidak pernah mengalami masalah dalam menarik uang dari aplikasi ini.
Mereka masih terus membagikan tautan undangan dengan berbagai promosi manis yang sering kali menipu. SAI AI sering memamerkan bukti penarikan uang yang diklaim tidak pernah gagal, lengkap dengan video promosi yang terkesan amatir. Video-video ini menunjukkan pengambilan uang, namun desain yang ditampilkan terkesan kurang profesional dan tidak meyakinkan.
Baca juga : Aplikasi GrapixAi Punya Izin Resmi dan Kantor di Indonesia, Jadi Bukti Aman untuk Investasi? Jangan Tertipu
Sayangnya, skema Ponzi seperti ini memang ahli dalam membangun kepercayaan awal. Selama masih banyak yang berhasil menarik uang, mereka akan terus dianggap “aman.” Namun, ketika penarikan mulai sulit atau muncul syarat harus top-up lagi, barulah mulai terlihat tanda-tanda bahwa ini adalah penipuan.
Salah satu tanda klasik dari skema Ponzi adalah ketika mentor-mentor mereka masih dengan gigih mempromosikan aplikasi meskipun jelas-jelas mulai ada keluhan. Di awal, para pengguna mungkin tidak akan menyadari ini adalah penipuan, namun lambat laun, pasti akan terungkap bahwa sistem ini tak lebih dari money game. Begitu penarikan mulai sulit, atau ketika bonus yang dijanjikan tidak masuk akal, di situlah aplikasi ini akan jatuh dalam kategori scam.
Sejak awal munculnya aplikasi ini, banyak yang sudah memperingatkan bahwa SAI AI ini adalah penipuan. Namun, para mentornya tetap bersemangat mencari anggota baru. Ada banyak strategi yang mereka gunakan, salah satunya dengan mengklaim bahwa SAI AI memiliki izin resmi, bahkan membawa nama instansi tertentu, padahal itu hanya tipuan belaka.
Semakin banyak pemain dalam skema Ponzi, semakin gencar promosi yang mereka lakukan. Beberapa di antara mereka bahkan mengadakan seminar-seminar atau pertemuan untuk lebih meyakinkan calon korban. Di acara-acara tersebut, biasanya banyak anak muda atau orang tua yang menjadi target utama.