JABAR EKSPRES – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mencatat, ada sebanyak 585 warga di wilayahnya yang mengidap HIV/AIDS.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes KBB, Nurul Rasyihan mengatakan, jumlah kasus HIV/AIDS tersebut merupakan akumulasi dari 2020 hingga 2024.
“Total pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Bandung Barat dari tahun 2020 sampai Agustus 2024 mencapai 585 orang,” ujar Nurul saat dikonfirmasi, Senin (7/10/2024).
Menurutnya, periode Januari hingga Agustus 2024, jumlah kasus baru HIV/AIDS sebanyak 130 kasus. Sementara dari jumlah 586 kasus, 46 orang diantaranya meninggal dunia.
BACA JUGA:Benteng Perumahan Mandalika Ambruk, Tiga Anak Jadi Korban
Untuk menekan angka penambahan kasus, Dinkes Bandung Barat terus berupaya melakukan pengawasan terhadap populasi kunci.
Populasi kunci yang dimaksud yakni kelompok yang berperilaku sering bergonta-ganti pasangan dan bertukar jarum suntik, seperti wanita pekerja seks (WPS), waria, lelaki seks dengan lelaki (LSL), dan pengguna napza suntik (penasun).
“Penanganan ODHIV meliputi diagnosis dan konseling, pengobatan antiretroviral (ARV), dukungan psikologis, dukungan sosial, serta pencegahan penularan,” katanya.
Ia menambahkan, dari 585 kasus HIV/AIDS, 300 di antaranya sedang menjalani pengobatan karena kesadaran, sedangkan 200 lainnya masih menunggu untuk menerima pengobatan.
BACA JUGA:Tanggapi Aksi Tak Senonoh Dua Pelajar di Kuningan, Begini Kata Bey Machmudin
“Virus HIV ditularkan melalui hubungan seksual serta kontak dengan cairan tubuh seperti darah, sperma, cairan vagina, dan ASI dari orang yang terinfeksi. Kami (Dinkes) terus berupaya melakukan penanganan pengobatan kepada para pengidap penyakit tersebut,” paparnya.
Upaya pencegahan tertular dari penyakit ini adalah menghindari seks bebas. Kemudian melalui konseling, dan edukasi kesehatan agar masyarakat paham.
Kendati demikian, dia mengaku hingga saat ini belum ada obat yang bisa mematikan virus HIV/AIDS.
Sejauh ini upaya medis yang bisa dilakukan adalah dengan obat yang dapat untuk menekan pertumbuhan virus agar tidak menjadi lebih parah.
“Obat yang ada hanya untuk menekan pertumbuhan virus agar tidak progresif menyerang di dalam tubuh,” tandasnya. (Wit)