BEM FIA UI Gaungkan Isu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Kabupaten Bekasi

JABARESKPRES – Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat bertempat di Desa Tamansari, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, puluhan mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi ( FIA) Universitas Indonesia ( UI ) gaungkan pentingnya sanitasi berbasis masyarakat.

Kegiatan yang diselenggarakan di Kabupaten Bekasi selama lima hari itu, di laksanakan oleh para mahasiswa yang tergabung dalam FUNDES (FIA untuk Desa).

Para mahasiswa melakukan berbagai aksi yang berkonsep STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dengan mengajak masyarakat praktik sanitasi bersih dan sehat.

Masyarakat juga diajak untuk dapat mengelola limbah, dan menjaga kebersihan lingkungan melalui enam rangkaian kegiatan.

Pertama, guna cegah banjir, mahasiswa ajak siswa-siswi SDN Tamansari 01 untuk membuat lubang resapan biopori. Biopori bermanfaat kurangi volume air permukaan, cegah erosi dan bantu menyimpan cadangan air tanah.

Para siswa dikenalkan lubang biopori sejak dini. Mereka antusias saat biopori mulai diperkenalkan dan ditanam di halaman sekolah, dengan kedalaman 1-2 meter.

Setelah lubang berdiameter 10-15 cm itu selesai dibuat, mereka semangat menutup lubang dengan tanah.

Kedua, program CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) juga jadi sasaran mahasiswa. Cuci tangan masih dianggap sebagai salah satu cara efektif guna cegah berbagai penyakit menular seperti diare, kolera, dan lain-lain.

Bertempat di TPQ Nurul Yaqin, anak-anak diperkenalkan cuci tangan dengan baik dan benar. Tak lupa, gerakan yang seru diiringi lagu-lagu menyenangkan mengiringi kegiatan itu.

Cara ini dipakai agar anak tidak bosan dan pesan yang disampaikan mudah dicerna. Fauzan Irsyad Hernawan selaku ketua pelaksana, mengungkapkan alasan cuci tangan menjadi salah satu program prioritas yakni, anak-anak masuk ke kelompok rentan terkena infeksi penyakit.

Itulah kenapa anak-anak menjadi target sosialisasi ini. Bayangkan, mereka setiap hari bermain bersama, berbagai makanan, menyentuh apa saja, dan lain sebagainyalah, dan itu riskan sekali.

Pengelolaan air minum rumah tangga juga jadi program prioritas. Berbekal water test strip, mahasiswa cek kualitas air keran dan air minum rumah-rumah warga.

Dengan menyelupkan alat tes ke sampel air, warga jadi tahu kondisi air minum mereka. Dari tes tersebut, didapatkan hasil tes air yang menunjukkan indikasi masih aman untuk dikonsumsi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan