JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) menggelar Evaluasi dan Monitoring Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).
Dalam evaluasi dan monitoring TPPS yang berlangsung di Bogor Creative Center (BCC), Jalan Ir. Juanda, Kamis (3/10) itu, camat atau sekretaris camat dari Kecamatan Bogor Utara, Kecamatan Tanah Sareal, Kecamatan Bogor Barat, dan Kecamatan Bogor Tengah diminta untuk melakukan ekspos di hadapan seluruh lurah dan Sekretaris Daerah Kota Bogor, Syarifah Sofiah, selaku Ketua TPPS Kota Bogor.
“Jadi dua hari ini camat ekspos di hadapan semua lurah dan OPD pendampingnya. Ada dua target sasarannya. Pertama, menurunkan stunting, kedua, keluarga berisiko stunting tidak menjadi stunting alias tidak ada stunting baru,” kata Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah dikutip Jumat, 4 Oktober 2024.
BACA JUGA: Soal Transportasi Publik Kota Bandung, Dewan Singgung Kolaborasi Pemerintah Pusat
Syarifah menjelaskan, pada ekspos tersebut camat menampilkan data-data stunting berdasarkan by name by address setiap anak di bawah umur dua tahun (Baduta).
Dari data itu akan terlihat anak-anak mana yang sudah atau yang belum diintervensi, baik dari CSR, pemberian makanan tambahan, dan lainnya.
“Setiap anak punya persoalan kasus yang berbeda-beda. Misalnya, ada anak yang belum punya PBI BPJS, ada juga faktor risiko dari orang tua. Pendekatan ini diharapkan bisa menurunkan stunting dan mencegah stunting baru,” tutur Syarifah.
BACA JUGA: Polsek Cileunyi Tangkap Satu Pelaku Pembacokan, Dua Lainnya Masih Buron
Ia menerangkan, strategi penurunan stunting dengan intervensi langsung kepada Baduta ini menjadi fokus perhatian kelurahan dan kecamatan.
Sementara itu, keluarga berisiko stunting yang lain, seperti Calon Pengantin (Catin), Ibu Hamil (Bumil), dan Ibu Menyusui (Busui), diintervensi jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) dan puskesmas yang memang sudah memiliki program untuk penambahan vitamin dan pemeriksaannya.
“Provinsi Jawa Barat menargetkan 15 persen penurunan stunting selama enam bulan ini, tapi target ini sangat berat karena penurunan 0,5 persen saja dilakukan selama satu tahun penanganan,” terangnya.
BACA JUGA: Polres Banjar Bentuk Tim Khusus untuk Pengamanan Masa Kampanye Pilkada Serentak 2024