JABAR EKSPRES – Dinas Kesehatan Kota Cimahi mengungkapkan bahwa kasus HIV/AIDS masih menjadi masalah kesehatan serius yang dihadapi masyarakat global, termasuk di Kota Cimahi.
Menurut data, sejak 2005 hingga Agustus 2024, tercatat 1.382 kasus HIV di Kota Cimahi, dengan 723 di antaranya adalah warga Cimahi.
Lebih mengkhawatirkan lagi, dari 104 kasus baru di tahun 2024 ditemukan 46 kasus diantaranya adalah warga Cimahi, mayoritas di antaranya berusia produktif dan remaja.
BACA JUGA: Bawaslu Jabar Temukan 15 Dugaan Pelanggaran di Masa Kampanye Pilkada 2024
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Mulyati, menyatakan pentingnya peningkatan pemahaman masyarakat mengenai HIV/AIDS, khususnya bagi remaja.
“Kasus HIV di kalangan usia produktif dan remaja cukup tinggi. Dari total 46 kasus baru di tahun 2024, 6 kasus di antaranya berusia 15-19 tahun, 10 kasus berusia 20-24 tahun, dan 26 kasus berusia 25-49 tahun,” ungkapnya saat dikonfirmasi via telepon, Jumat (4/10/24).
Lebih lanjut, Mulyati menekankan perlunya sosialisasi secara terus-menerus untuk mencegah penyebaran virus ini di kalangan remaja dan masyarakat umum.
BACA JUGA: BI Sebut Uang Pecahan Rp10 Ribu Emisi 2005 Tidak Berlaku Lagi
“Masalah HIV/AIDS menjadi fenomena serius di bidang kesehatan. Kita harus meningkatkan literasi kesehatan masyarakat, terutama tentang pencegahan HIV/AIDS, agar tidak semakin meluas,” ujarnya.
Dinas Kesehatan juga telah meluncurkan program “STOP” yang berfokus pada empat langkah utama yakni Suluh, Temukan, Obati, dan Pertahankan.
Melalui program ini, Dinkes berupaya memberikan edukasi, menemukan kasus baru, memberikan pengobatan tepat waktu, serta mempertahankan perawatan bagi pasien.
BACA JUGA: Cerita Firman, Ojol yang Beri Minum Untuk IShowSpeed Hingga Dapat Motor Dari Le Mineral
“Melalui sosialisasi, kami berharap pelajar dan masyarakat lebih memahami bahaya serta cara mencegah penularan HIV/AIDS,” tambah Mulyati.
Dinas Kesehatan Kota Cimahi juga mengajak seluruh pihak untuk berperan aktif dalam penanganan HIV/AIDS guna mencapai target Three Zero, yaitu zero new HIV infection, zero stigma & discrimination, dan zero AIDS-related death.
“Ini sangat penting dilakukan agar kita bisa bersama-sama menanggulangi permasalahan ini dan mencapai Ending AIDS 2030,” tutupnya. (Mong)