JABAR EKSPRES – Sejak beroperasi hingga hampir satu tahun Kereta Cepat Whoosh telah mengangkut 5,4 juta penumpang sejak dioperasikan pada 17 Oktober 2023.
Hingga 1 Oktober 2024, sedikitnya sekitar 300.000 di antaranya merupakan penumpang internasional yang berasal dari 159 negara dengan jumlah perjalan Whoosh mencapai 48 perjalanan per hari pada saat ini.
Kehadiran Kereta Cepat Whoosh diklaim memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional. Berdasarkan studi dari Pusat Pengujian, Pengukuran, Pelatihan, Observasi dan Layanan Rekayasa Universitas Indonesia (UI), Whoosh dapat menghadirkan penghematan hingga triliunan rupiah.
General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan, sejak diluncurkan, kehadiran Whoosh juga memberikan dampak positif untuk masyarakat Indonesia secara umum melalui berbagai manfaat sosial dan ekonomi yang turut dihadirkan.
BACA JUGA:4 ASN di Jabar Diduga Langgar Aturan Netralitas, Ini Kata Kordiv
Berdasarkan studi Polar UI, kehadiran Whoosh dapat mengurangi biaya kecelakaan sebesar Rp2,91 miliar per tahun, penghematan biaya perbaikan infrastruktur sebesar Rp19 miliar per tahun, mengurangi emisi kendaraan sebesar Rp6,8 miliar per tahun, dan penghematan biaya bahan bakar sebesar Rp3,2 triliun per tahun.
“Penghematan tersebut dihitung dari pengurangan rasio kecelakaan akibat peralihan penggunaan moda transportasi pribadi ke Whoosh, penghematan biaya yang merupakan hasil dari pengurangan penggunaan mobil pribadi di jalan tol, pengurangan emisi karbon dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, dan penghematan bahan bakar sebagai akibat dari peralihan pengguna mobil pribadi ke Kereta Cepat, yang lebih efisien dalam penggunaan energi,” kata Eva Chairunisa melalui keterangan resminya.
Eva menambahkan, manfaat perekonomian juga terjadi pada peningkatan nilai kawasan yang ada di sepanjang jalur dan sekitar stasiun Whoosh. Banyaknya penumpang yang mulai melakukan perjalanan komuter antara Bandung dan Jakarta, memicu tumbuhnya pemukiman-pemukiman baru di sekitar stasiun Whoosh.
Tumbuhnya kawasan pemukiman baru, maka tumbuh pula pusat-pusat perekonomian baru untuk menunjang wilayah tersebut. Tumbuhnya pasar tradisional, pusat perbelanjaan, rumah makan, destinasi wisata, dan berbagai pusat aktivitas penunjang lainnya.
BACA JUGA:Bom AS Sisa Perang Dunia II Meledak di Bandara Jepang, 87 Penerbangan Dibatalkan