JABAR EKSPRES – Kasus video viral antara guru dan murid di Gorontalo ternyata masih banyak mendapat perhatian, terutama saat korbannya Pasya Pratiwi memberikan klarifikasi di media sosialnya.
Meski banyak yang menyebut bahwa klarifikasi tersebut hoax dan bukan dibuat oleh Pasya Pratiwi, namun banyak juga yang percaya bahwa unggahan tersebut merupakan tulisan siswa MAN 1 Gorontalo tersebut.
Menurut Psikolog asal Yogyakarta Fani Eka Nurtjahjo, dari tulisan yang dibuat Pasya, menunjukkan sebuah kondisi dimana Pasya sangat membutuhkan pendampingan.
“Tentu perlu sekali pendampingan dari psikolog di Gorontalo, reach out dia, dan lakukan pendampingan,” sebutnya saat dihubungi Jabar Ekspres.
Baca juga : Akhirnya Rahasia Besar Terbongkar, Pasya Pratiwi Buka Suara Terkait Video Syurnya
Fani yang merupakan dosen Universitas Islam Indonesia ini meminta jangan sampai Pasya dibiarkan berada dalam kondisi yang sekarang seorang diri.
“Jangan dibiarkan sendirian,” ujarnya.
“Memilih untuk keluar dari sekolah lamanya, menurut saya lebih baik, karena sekolah yang lama tidak bisa menjadi tempat aman bagi dia.” tambahnya.
Ketua Asosiasi Psikolog Sekolah Indonesia Wilayah DIY ini juga memberikan beberapa pilihan yang bisa diterapkan untuk Pasya.
“Masih ada opsi lain untuk memperoleh pendidikan, dengan kejar paket, dan sebagainya. Mendaftar perguruan tinggi juga sekarang lewat jalur mandiri bisa.” imbuhnya.
“Yg utama pemulihan kondisi psikologisnya dia dulu,” tegasnya.
Melihat bagaimana Pasya menceritakan kisah hidupnya dari awal masuk kesekolah tersebut, awal mendapat tekanan dari sang guru dan akhirnya mendapat pelecehan hingga berlanjut sampai sekarang, merupakan kehidupan yang sangat berat bagi remaja seusia Pasya.
“Bukan hal yg mudah bagi anak seusianya menghadapi masalah demikian,” ujarnya.
Selain menyoroti kondisi Pasya, Fani juga meminta kepada yang lain untuk berhati-hati dalam memberikan tanggapan.
“Yang lain juga baiknya tidak cepat melakukan judgement sampai paham betul persoalannya. Jangan sampai sebagai netizen turut memperburuk keadaan psikologis yang bersangkutan.” pungkasnya.