JABAR EKSPRES – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan pasca bencana gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Bandung pada Rabu (18/9/2024) lalu.
Gempa tersebut tercatat memiliki magnitudo 5.0, dengan total gempa susulan hingga Sabtu (28/9/2024) mencapai 39 kali. Gempa susulan terakhir terjadi pada 24 September 2024 dengan kekuatan magnitudo 2.8.
“Gempa susulan sudah meluruh, namun masyarakat tetap perlu waspada karena gempa bisa terjadi sewaktu-waktu,” ujar Uka Suska Puji Utama, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Sabtu (28/9) malam.
Pemkab Bandung juga meminta masyarakat yang hendak kembali ke rumahnya masing-masing agar memastikan kondisi struktur bangunan aman untuk ditempati.
“Periksa kerusakan bangunan, terutama di bagian strukturnya. Jangan sampai termakan isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya,” tambah Uka.
Ia juga menyampaikan keprihatinannya terkait kondisi kesehatan warga yang masih bertahan di tenda pengungsian, mengingat sudah mulai turun hujan di wilayah tersebut.
“Jika terlalu lama tinggal di tenda, kesehatan bisa terganggu. Warga yang rumahnya mengalami kerusakan ringan diharapkan segera kembali ke rumah masing-masing, dengan catatan rumah tersebut aman untuk dihuni,” kata Uka.
Bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat, Pemkab Bandung menyarankan untuk tinggal sementara di rumah kerabat yang layak huni.
“Bagi yang rumahnya rusak berat atau sedang dan belum bisa ditempati, mereka bisa menumpang di rumah kerabatnya,” ujarnya.
Sementara itu, posko pelayanan kesehatan terus disiagakan di beberapa titik, termasuk di Desa Cibeureum, Desa Cihawuk, Desa Tarumajaya, dan Desa Cikembang.
Pemkab juga mendata ada sekitar 215 lokasi tenda pengungsian di empat desa tersebut.
Menurut Uka, di Desa Cibeureum ada 706 kepala keluarga (KK) atau 2.145 jiwa yang terdampak, termasuk 264 balita, 288 anak, 6 ibu hamil, 103 ibu menyusui, dan 206 lansia.
Di Desa Cikembang terdapat 909 KK atau 2.910 jiwa, dengan 358 balita, 426 anak, 49 ibu hamil, 139 ibu menyusui, dan 271 lansia.
“Jumlah tenda pengungsian tersebar di empat desa di Kecamatan Kertasari. Kondisi di lapangan terus kami pantau untuk memastikan semua kebutuhan warga terpenuhi,” tutupnya.