Kiprah Psikologi Pendidikan SPs UPI dalam Psikoedukasi tentang Pengembangan Perilaku Prososial di MTs Asih Putra Kota Cimahi Utara

JABAR EKSPRES – Pada hari Jumat, 20 September 2024, Program Studi Psikologi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia  menyelenggarakan psikoedukasi untuk siswa MTs Asih Putra Kota Cimahi Utara sebagai salah satu rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Kegiatan PkM yang digagas oleh Dr. Tina Hayati Dahlan, S.Psi., M.Pd., Psikolog selaku Ketua Program Studi Psikologi Pendidikan SPs UPI ini merupakan upaya pencegahan dan penanganan perundungan di sekolah yang semakin marak kita temukan.

PkM ini meliputi kegiatan psikoedukasi untuk siswa, pelatihan untuk guru yang bertema “Mindfulness-Based Social-Emotional Learning”, dan pelatihan untuk “Garda Upstander” yang melibatkan OSIS dan relawan siswa yang memiliki komitmen untuk aktif menjaga sekolah dari potensi perundungan. PkM ini diakhiri dengan kegiatan parenting yang mengupas isu kekerasan di sekolah dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan orang tua.

Psikoedukasi yang bertemakan “Psikoedukasi untuk Pengembangan Perilaku Prososial” ini bertujuan untuk  meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa mengenai perundungan secara komprehensif mulai dari jenis-jenis perundungan, faktor yang mendorong seseorang menjadi pelaku perundungan, dampak perundungan, peran-peran yang terlibat dalam perundungan, hingga langkah preventif perundungan.

Kegiatan ini juga bertujuan agar siswa memperoleh kesadaran pentingnya mengembangkan empati dan perilaku prososial sebagai upaya mencegah perundungan.

Kegaitan psikoedukasi ini melibatkan 29 mahasiswa Prodi psikologi Pendidikan SPs, baik dalam perancangan program psikoedukasi maupun sebagai tim fasilitator, dan dihadiri 175 siswa kelas 7 dan kelas 8 MTs Asih Putra yang terbagi ke dalam 8 kelas.

Psikoedukasi yang menerapkan case method dan reflective learning ini dipandu oleh tiga fasilitator untuk setiap kelasnya, dengan diawali pretest dan diakhiri posttest guna melihat tingkat pemahaman siswa mengenai materi perundungan yang disampaikan. Untuk mengefektifkan proses psikoedukasi, penjelasan dan diskusi tentang perundungan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa.

Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari siswa dan sekolah. Siswa merasa mmeperoleh manfaat setelah mengikuti kegiatan ini. “Ada banyak games menarik materinya menarik terus nonton kartun tentang pembullyan,” ujar Keanu salah satu siswa kelas 7. Ia juga mengatakan bahwa pemahamannya mengenai social bullying semakin meningkat, yaitu perundungan dengan cara mengucilkan seseorang dari kelompok, menyebarkan rumor, atau memengaruhi orang lain untuk tidak berteman dengan seseorang.

Tinggalkan Balasan