Wamenkes : Jumlah Dokter Umum dan Spesialis di Indonesia masih Kurang

JABAR EKSPRES  – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut jumlah dokter baik umum maupun spesialis di Indonesia masih kurang dari target yang ditentukan oleh World Health Organization atau WHO.

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono saat menjadi narasumber di Forum Merdeka Barat 9, Selasa, 17 September 2024.

Berdasarkan data yang dimilikinya, Dante menyebut dokter umum di indonesia hanya berjumlah 150 ribu orang. Dan jika dibandingkan dengan rasio yang ditentukan oleh WHO yakni 1 dokter untuk 1.000 penduduk, maka jumlah ini kata dia masih terbilang jauh dari target yang diharapkan.

“Kita masih kekurangan 120 ribu orang lagi karena rasio yang diharapakan WHO adalah 1 dokter untuk 1000 penduduk. Sedangkan untuk dokter spesialis berdasarkan data Bappenas rasio yang paling signifikan itu 0,30 sekian persen per 1.000 penduduk. Nah ini juga belum cukup,” katanya

Agar target yang diharapakan WHO ini dapat segera tercapai, Dante mengaku bahwa Kemenkes akan terus berupaya salah satunya dengan cara membuka kuota pendidikan hingga pemberian beasiswa bagi putra-putri terbaik yang ingin melanjutkan pendidikan kedokteran.

“Nah 120 ribu ini harus terpenuhi secepat mungkin, sedangkan pendidikan dokter umum satu tahun hanya menghasilkan 12 ribu orang. Jadi kalau kita tidak melakukan apa-apa, kebutuhan ini baru akan tercapai di 10 tahun yang akan datang,” ucapnya

“Jadi yang harus dilakukan adalah kita harus membuka kuota sebesar-besarnya untuk pendidikan dokter umum, kemudian yang kedua membuka fakultas kedokteran baru. Dan yang ketiga, itu memberikan beasiswa kepada putra-putri terbaik di daerah untuk bisa melanjutkan pendidikan dokter di tempat-tempat yang ada pendidikan dokternya,” sambungnya

Maka dengan cara ini, Dante berharap Jumlah kebutuhan dokter baik umum maupun spesialis di Indonesia dapat segera tercapai dan terpenuhi.

“Karena selain masalah jumlah yang belum cukup, kita juga berhadapan denhan masalah penyebaran yang belum merata di seluruh Indonesia karena karena 59 persen dokter spesialis masih terkonsentrasi di pulau Jawa. Sehingga kita harus melakukan kegiatan pemberian beasiswa dengan sistem afirmasi kepada dokter-dokter terbaik di daerah,” pungkasnya

 

(San).

Writer: Sandi Nugraha

Tinggalkan Balasan