JABAR EKSPRES – Benteng sekolah dasar negeri (SDN) tipar sepanjang 30 meter di Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) ambruk terdampak bencana gempa bumi M 5,3 yang berpusat di Kabupaten Sukabumi, Minggu (15/9/2024) lalu.
Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa tersebut terjadi sekitar pukul 16.54 WIB. Lokasi gempa berada pada koordinat 7.81 LS,106.55 BT, 91 kilometer di barat daya Kabupaten Sukabumi, dengan kedalaman 10 kilometer dan tidak berpotensi taunami.
Menanggapi hal ini, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung Barat pu. mengeluarkan surat edaran kewaspadaan dan kesiapsiagaan gempa bumi Megatrhust Selat Sunda.
BACA JUGA: KPU Teken Kerja Sama, Polisi Minta Tukar Data, Aparat Bisa Masuk WA Group KPPS ?
Hal itu merupakan tindak lanjut dari surat edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 128/PB.01.03.BPBD tanggal 2 September 2024.
“Untuk itu, diperlukan upaya kesiapsiagaan yang terus menerus baik mitigasi bencana struktural maupun non struktural,” kata Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Ade Zakir di Ngamprah, Selasa (17/9/2024).
Ade mengatakan, berdasarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa bumi Megathrust memiliki potensi energi signifikan dan berpotensi terjadi sewaktu-waktu.
Selain itu, meningkatkan mitigasi non struktural penting dilakukan sehingga lebih siap dan antisipatif kemungkinan terjadi bencana akibat adanya seismic gap terutama di wilayah Megathrust Pantai Selatan Jawa Barat.
“Sementara itu, upaya meningkatkan mitigasi struktural berupa memastikan ketersediaan papan informasi, rambu bahaya dan jalur evakuasi,” katanya.
“Selain itu, memastikan ketersediaan Tempat Evakuasi Sementara (TES), Tempat Evakuasi Akhir (TEA), juga mengaktifkan sistem peringatan berbasis budaya lokal seperti kentongan, speaker masjid dan alarm,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, hal yang tidak kalah penting adalah melakukan pemeriksaan kesiapan alat yang menunjang dalam peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi gempa bumi di Kabupaten Bandung Barat.
“Hal yang harus dilakukan juga adalah memeriksa kesiapan alat peringatan dini, sistem komunikasi kebencanaankebencanaan dan tempat evakuasi memadai. Selain itu, papan informasi dan rambu-rambu evakuasi memadai,” katanya.
Ia menegaskan, dalam meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan pihaknya pun bakal menyelenggarakan edukasi, pelatihan dan simulasi tanggap darurat secara berkala bagi staf pemerintahan, masyarakat maupun relawan.