JABAR EKSPRES – Pengamat Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia, Machmud Amir menilai ekonomi jadi isu utama yang harus segera diselesaikan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Menurutnya, preferensi pemilih pada Pilkada Kota Bandung 2024 sangat mengacu pada visi-misi bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung.
Lewat kajian yang dilakukannya, mayoritas warga Kota Bandung menginginkan pemimpin yang mampu menyelesaikan permasalahan terkait kemiskinan, lapangan kerjaan, dan stabilitas pangan di pasaran.
Diakuinya, preferensi pemilih seiring waktu bakal mengalami perubahan apabila terdapat bakal calon pemimpin yang berkomitmen mengatasi permasalahan tersebut.
“Gak di pungkiri memang isu ekonomi ini jadi isu paling utama di Kota Bandung. Mulai dari pengentasan kemiskinan, entah itu lewat rutilahu, pembukaan lapangan pekerjaan, hingga stabilnya harga pangan. Itu jadi isu mayor yang harus segera diselesaikan pemerintah,” katanya kepada Jabar Ekspres, Selasa (17/9)
“Dan ini harus diselesaikan secara simultan. Bagaimana nantinya pemimpin terpilih menyelesaikan permasalahan ini,” tambahnya.
Selain itu, menurutnya, Kota Bandung kedepan diprediksi bakal banyak ditemukan wilayah-wilayah Slum Area (kawasan kumuh). Hal ini berkenaan dengan Bandung yang banyak didatangi para pengadu nasib baik dari dalam maupun luar Jawa Barat.
Dilansir dari data Disdukcapil Kota Bandung, rata-rata dalam dua tahun terakhir pendatang di Kota Bandung kira-kira berjumlah 4.200 orang. Data per Maret 2023, ada sekitar 1.500 pendatang yang tercatat sebagai penduduk nontetap atau sementara di Kota Bandung.
“Ini harus dilakukan upaya, bahwa urbanisasi ini tak mampu diredam. Jangan sampai Slum Area ini semakin menyebar dan semakin banyak. Sehingga pengentesan kemiskinan maupun ekonomi semakin sulit ditanggulangi,” ungkapnya
Maka dari itu, menurutnya, bukan tak mungkin para pemilih bakal lebih tertarik terhadap bakal calon wali kota yang berfokus pada penyeselaian masalah tersebut. Terlebih, hal ini jadi isu paling utama yang terjadi di Kota Bandung.
“Dari 300 responden di seluruh kecamatan yang saya teliti, 15 persen masih menentukan kriteria calon yang bakal mereka pilih,” ucapnya
“Dengan isu yang ada sekarang bukan tak mungkin ke 15 persen pemilihan tersebut menentukan pilihan kepada bakal calon yang berfokus pada penyelesaian ekonomi. Ini karena banyak masyarakat Kota Bandung yang bermasalah dari segi financial ekonomi,” pungkasnya (Dam)