Hilirasi Protein Hewani Buruan SAE, Urban Farming Menargetkan Zero Stunting

*Dorong Pemenuhan Protein Hewani*

Berdasarkan data dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung, angka prevalensi stunting kian menurun. Hal ini tidak terlepas dari pemahaman masyarakat perihal pentingnya mengonsumsi kebutuhan makanan sehat.

Kepala DPPKB Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari merincikan, penurun mulai terjadi tahun 2021. Semula angka prevalensi ini mencapai 26,4 persen, lalu pada tahun 2022 menyentuh 19,3 persen. Sementara tahun selanjutnya mengalami penurunan kembali, yakni sampai 16,3 persen.

“Kalau angka prevalensi 16,3 itu, sekira 6.142 bayi yang stunting. Itu data akhir Desember 2023. Sementara per Agustus 2024, hitungan terakhir mencapai 12 persen. Mudah-mudahan terus turun. Karena target 9 persen. Nasional target 14 persen,” jelas Kenny.

“Betul turun. Kalau konteks tugas, kami lebih ke pengolahan. Kami ada program dapur sehat atasi stunting (Dahsyat). Pada tahun ini, Juni, Juli dan Agustus kami beri kontribusi bantuan sembako. Diolah di 151 kampung keluarga berencana,” sambungnya.

Dia pun mengimbau masyarakat soal pentingnya mengonsumsi protein hewani. Hal ini diedukasikan supaya tidak muncul kasus stunting baru. Pemberian edukasi dan informasi ini lantas menjadi fokus pihaknya.

“Supaya lebih tau dan peduli tentang jangka pendek dan panjang soal stunting yang terjadi. Kami upayakan pencegahan itu. Sumber pangan natural seperti sumber protein ayam dan telur. Ini perlu edukasi ke orang tua dan anak-anak,” imbaunya.

Lantas Kenny mengapresiasi dengan adanya program urban farming. “Termasuk Buruan Sae juga bagus. Untuk nabati lalu protein hewani terpenuhi. Itu ada peternakan ikan, ikan lele, lalu sayuran, ayam dan telur,” pungkasnya.

Writer: Muhammad Nizar

Tinggalkan Balasan