“Atau kita juga bisa belajar dari Qatar, yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan piala dunia 2022, seberapa ketatnya aturan disana Ketika menggelar piala dunia? Apa boleh minum minuman keras di sembarang tempat? Kan gak boleh. Bahkan hingga busana yang di gunakan di tempat publik pun di atur, keren kan, apa turisnya berkurang? Kan tidak. Jadi saya kira gak usah mengorbankan jati diri, prinsip, bahkan agama, Ketika kita hendak masuk ke era industri pariwisata dunia. Bukan justru menggadaikannya,”imbuhnya.
Bakal Calon Walikota Bandung, Haru Suandharu pun menjelaskan, jika kebudayaan, keramahan, jatidiri, tradisi dan identitas bangsa yang dimiliki masyarakat Kota Bandung itu sangat memiliki daya pikat yang kuat untuk menarik wisatawan berkunjung, menjelajahi, dan mempelajarinya.
“Sekarang kita lihat Saudi arabia, sekarang tempat jejak jejak rasul di perbaiki, dulu sempat terlantar sekarang di perbaiki, jadi tempat wisata, apa boleh Perempuan kesana tidak menggunakan kerudung? Tidak boleh, tetap harus berbusana muslim tertutup aurat. Tapi apa wisatawannya berkurang? Tidak kan, artinya jati diri, kebudayaan dan prinsip sebuah daerah itu memiliki daya pikat tersendiri bagi wisatawan jadi gak perlu khawatir untuk hal hal seperti aitu,”pungkasnya.