Waspada Iming-Iming Isi Ulang XFA AI Janjikan Penarikan Dana Cepat, Aplikasi Diduga Penipuan

JABAR EKSPRES – Waspada iming-iming aplikasi XFA AI yang diduga penipuan, janjikan penarikan cepat dengan isi ulang saldo. Benarkah?

Baru-baru ini, media sosial ramai membahas dugaan penipuan yang melibatkan sebuah aplikasi bernama “XFA AI”.

Para korban mengeluh dan membagikan pengalaman mereka di platform media sosial mengenai dugaan penipuan oleh aplikasi yang mengklaim sebagai sumber penghasilan tersebut.

Waspada Modus Penipuan, Iming-Iming Isi Ulang Saldo

Di tengah sorotan dugaan penipuan dan masalah penarikan dana, XFA AI menawarkan iming-iming untuk mengisi ulang saldo kepada penggunanya.

Baru-baru ini, di Facebook beredar tangkapan layar yang menunjukkan aplikasi XFA AI yang meminta isi ulang sejumlah uang dari penggunanya dengan nominal bervariasi. Ada yang diminta isi ulang Rp4 juta bahkan hingga Rp14 juta.

Aplikasi ini meminta pengguna untuk mengisi ulang dana ke aplikasi XFA AI agar bisa lolos proses review, dan menjanjikan penarikan dana segera. Jika pengguna tidak memenuhi permintaan tersebut dalam batas waktu yang ditentukan, sistem akan membekukan akun secara permanen.

Namun, menurut salah satu pengguna yang membagikan pengalamannya setelah melakukan isi ulang, ia mengatakan bahwa deposit rupanya tidak masuk dan kata sandi penarikan tidak bisa dibuat.

“Jangan di isi, saya uda coba di akun kecil, ternyata depositnya tidak masuk, dan kata sandi penarikan tidak bisa dibuat,” tulis akun Cok*** di sebuah grup Facebook sembari membagikan bukti tangkapan layarnya.

Untuk menghindari potensi penipuan, penting untuk memahami dan mengenali ciri-ciri skema ponzi seperti berikut.

BACA JUGA: Aplikasi Skema Ponzi XFA AI Resmi Scam? Member Kesulitan Lakukan WD

Ciri-Ciri Skema Ponzi

Menurut informasi dari laman resmi OJK, berikut adalah beberapa ciri skema Ponzi yang perlu diwaspadai agar terhindar dari kerugian:

  1. Menawarkan keuntungan besar dalam waktu singkat tanpa risiko.
  2. Proses bisnis investasi tidak jelas atau tidak transparan.
  3. Produk investasi biasanya berasal dari luar negeri.
  4. Staf penjualan mendapatkan komisi dari merekrut orang baru.
  5. Ketika investor mencoba menarik investasi, mereka malah ditawari investasi lain dengan bunga lebih tinggi.
  6. Menggunakan tokoh masyarakat atau tokoh agama untuk menarik calon investor.
  7. Terjadi keterlambatan atau macet dalam pengembalian dana.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan