Mahasiswa KKN Universitas Bhakti Kencana Bandung Gelar Program Inovatif untuk Atasi Stunting di Desa Nagrog Cicalengka

JABAR EKSPRES – Desa Nagrog, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, menjadi saksi program inovatif yang diinisiasi oleh mahasiswa Universitas Bhakti Kencana dalam rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bertema “Zero New Stunting, One Village One Product (OVOP), One Group One Innovation (OGOI).”

Program ini dirancang untuk mengatasi masalah stunting yang masih menjadi perhatian di RW 10 Desa Nagrog, dengan berbagai pendekatan yang melibatkan masyarakat setempat.

Stunting, merupakan masalah kesehatan yang ditandai dengan gangguan pertumbuhan anak akibat kurang gizi kronis, dan hal ini menjadi tantangan tersendiri yang dialami Desa Nagrog, terutama di RW 10.

Uniknya, menurut kader di wilayah ini, penyebab utama stunting bukan berasal dari keterbatasan ekonomi, melainkan karena masyarakat kelas menengah atas yang sibuk bekerja sehingga kurang memperhatikan asupan gizi dan pola asuh anak-anak mereka.

Banyak anak dititipkan kepada pengasuh atau keluarga lain, sehingga kebutuhan gizi dan tumbuh kembang mereka tidak terpenuhi dengan baik.

Melihat situasi ini, mahasiswa KKN Universitas Bhakti Kencana Bandung dari kelompok 12 hadir dengan berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan orang tua dalam memberikan pola asuh yang baik serta makanan bergizi bagi anak-anak mereka.

Program-program ini juga dirancang untuk memberikan solusi yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat.

1. Program Wahana Regenerasi Gizi (WAREG)

Salah satu program unggulan yang dilakukan mahasiswa/mahasiswi KKN Universitas Bhakti Kencana ini adalah Wahana Regenerasi Gizi (WAREG), yang dilaksanakan pada 1 September 2024.

Program ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan terkait pencegahan stunting, khususnya mengenai pentingnya asupan gizi yang seimbang bagi anak.

Dalam kegiatan ini, mahasiswa memberikan pelatihan pembuatan makanan tambahan bergizi dan inovasi resep makanan yang mudah diterapkan sehari-hari.

Mahasiswa juga membentuk komunitas yang berfungsi sebagai wadah bagi para orang tua untuk saling bertukar informasi dan pengetahuan tentang pola asuh yang baik, pentingnya gizi anak, serta kesehatan mental keluarga.

Melalui komunitas ini, diharapkan orang tua dapat lebih memahami cara memberikan asupan gizi yang tepat sehingga risiko stunting dapat diminimalkan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan