JABAR EKSPRES – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) lakukan pengamatan, mengenai iklim dasarian wilayah Provinsi Jawa Barat.
Ketua BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, hasil monitoring terbaru dalam konteks Hari Tanpa Hujan (HTH) terkini, sebagian besar wilayah Provinsi Jawa Barat masih mengalami guyuran hujan.
“Sebagian besar Provinsi Jawa Barat berada pada kategori masih ada hujan, sampai dengan updating (No Drought),” katanya kepada Jabar Ekspres melalui seluler, Rabu (11/9).
Rahayu atau akrab disapa Ayu menerangkan, beberapa daerah di wilayah Provinsi Jawa Barat mengalami perbedaan level kekeringan di musim kemarau 2024.
“Beberapa masuk kriteria kekeringan ekstrem, yakni lebih dari 60 hari lamanya. Kemudian kategori sangat panjang sekira 31 sampai 60 hari,” terangnya.
“Selanjutnya kategori panjang selama 21 sampai 30 hari. Kemudian menengah untuk 11 sampai 20 hari. Kategori pendek di 6 sampai 10 hari. Terakhir kategori sangat pendek selama 1 sampai 5 hari,” lanjut Ayu.
Adapun daerah yang masuk dalam kategori HTH alias kekeringan terpanjang di Provinsi Jawa Barat, terjadi di wilayah Bantardawa, Ciamis selama 66 hari.
*Grafis Kategori Kekeringan di Jawa Barat*
1. Kekeringan Ekstrem (>60 hari),
2. Sangat Panjang (31 – 60 hari),
3. Panjang (21 – 30 hari),
4. Menengah (11 – 20 hari),
5. Pendek (6-10 hari),
6. Sangat Pendek (1 – 5 hari)
Ayu menjelaskan, berdasarkan hasil analisis curah hujan dasarian terbaru, sebagian besar wilayah Jawa Barat mengalami kriteria hujan Rendah, yakni sekira 0 sampai 50 milimeter per dasarian.
“Prediksi curah hujan dasarian II September 2024, sebagian besar wilayah Jawa Barat diprediksi akan mengalami hujan dengan kriteria hujan Rendah (0-50 mm/dasarian),” jelasnya.
Ayu menyampaikan, sejumlah daerah di Jawa Barat itu dikecualikan untuk wilayah Bogor bagian tengah, pihaknya memprediksi hujan mengguyur dengan kriteria menengah (75 – 150 mm/dasarian),
“Sekitar 73 persen wilayah Jawa Barat akan mengalami hujan dengan sifat Bawah Normal (BN), 21 persen Normal (N) dan 6 persen Atas Normal (AN),” pungkasnya. (Bas)