JABAR EKSPRES – Musim kemarau masih berlangsung, namun guyuran hujan baru-baru ini basahi wilayah Provinsi Jawa Barat. Mengenai itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) lakukan analisis prospek cuaca untuk satu pekan ke depan.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, berdasarkan hasil analisis prospek cuaca sepekan ke depan, dinamika atmosfer global dan regional memicu peningkatan potensi hujan.
“Potensi hujan ini terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia meliputi wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua,” katanya kepada Jabar Ekspres melalui seluler, Rabu (11/9).
Rahayu atau akrab disapa Ayu menerangkan, beberapa provinsi yang diguyur hujan tersebut, mengalami peningkatan potensi pembentukan awan hujan.
“Hal ini dapat dijelaskan, peningkatan curah hujan disebabkan pengaruh aktivitas fenomena cuaca global dan regional, seperti Gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial yang aktif,” terangnya.
Ayu memaparkan, adanya daerah pertemuan dan perlambatan angin, serta suhu muka laut yang hangat yang menambah suplai uap air terutama di wilayah pesisir, menjadi faktor timbulnya aktivitas fenomena cuaca global dan regional.
“Labilitas atmosfer yang tinggi turut memperkuat pembentukan awan hujan di berbagai wilayah tersebut, dan menciptakan kondisi yang mendukung terjadinya hujan,” paparnya.
Ayu menjelaskan, secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi cuaca signifikan.
Oleh sebab itu, dia mengimbau agar masyarakat dapat memperhatikan fenomena perubahan iklim saat ini, guna meningkatkan kewaspadaan.
“Waspada terhadap terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat, yang disertai dengan kilat atau petir dan juga angin kencang pada sore hari,” jelasnya.
Ayu menuturkan, adapun bagi masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan, diimbau agar mewaspadai hujan pada hari dimana terjadi pemanasan kuat, antara pukul 10.00 hingga 14.00 WIB.
“Biasanya ditandai dengan jenis awan yang berwarna gelap dan menjulang tinggi seperti kembang kol dan terkadang memiliki landasan pada puncaknya (Awan jenis Cumulonimbus),” tuturnya.
Ayu menyampaikan, waspadai juga potensi sambaran petir dengan berlindung di tempat tertutup, menghindari pohon dan tiang listrik atau sesuatu yang tinggi lainnya.