Fakta Apakah Aplikasi BLK 48 itu Penipuan Investasi Bodong?

JABAR EKSPRES – Di era digital seperti sekarang, banyak sekali aplikasi yang mengklaim dapat menghasilkan uang dengan mudah. Salah satunya adalah aplikasi BLK 48, yang kini ramai diperbincangkan.

Saat mencoba mendaftar di aplikasi BLK 48, langkah pertama yang dihadapi adalah kewajiban menggunakan kode undangan. Ini menjadi hambatan awal bagi banyak orang karena ternyata kode undangan tersebut telah diblokir oleh platform.

Hal ini menimbulkan kecurigaan, karena dalam banyak kasus penipuan online, syarat kode undangan merupakan ciri khas skema Ponzi. Jika kita tidak memiliki kode undangan, maka pendaftaran pun tidak bisa dilakukan.

Fitur kode undangan ini patut diwaspadai. Pasalnya, banyak aplikasi penipuan menggunakan metode serupa untuk menarik korban baru, dengan tujuan mempertahankan sistem skema mereka agar terus berjalan. Dalam skema Ponzi, keuntungan yang didapatkan oleh anggota lama sepenuhnya bergantung pada anggota baru yang bergabung dan menyetorkan uang.

Baca juga : Saya Bongkar Modus Penipuan Aplikasi Robot SAI yang Sedang Viral

Dari beberapa informasi yang ditemukan, ada klaim bahwa pengguna bisa mendapatkan bayaran sebesar Rp10.800 hanya dengan menyelesaikan lima tugas sederhana.

Selanjutnya, untuk meraih keuntungan lebih besar, pengguna diharuskan melakukan deposit minimal sebesar Rp302.000, dengan janji bisa balik modal dalam satu bulan dan mendapatkan keuntungan. Jika dilihat dari angka-angka tersebut, hal ini jelas tidak masuk akal.

Modus seperti ini sudah sering digunakan oleh aplikasi berbasis skema Ponzi. Mereka menjanjikan keuntungan yang luar biasa besar dalam waktu singkat, padahal sebenarnya uang yang dibayarkan berasal dari deposit anggota baru, bukan dari keuntungan riil.

BLK 48 bukanlah satu-satunya aplikasi yang menggunakan taktik ini. Aplikasi lain seperti DBC, AK, dan Pertamina juga menggunakan modus serupa. Aplikasi ini menawarkan tugas-tugas yang sangat mudah, seperti membaca novel atau menonton video pendek, namun mengharuskan pengguna untuk melakukan deposit terlebih dahulu jika ingin memperoleh penghasilan yang lebih besar.

Yang membuatnya lebih mencurigakan lagi adalah kemiripan tampilan dan sistem dari aplikasi-aplikasi tersebut. Kemungkinan besar, semua aplikasi ini dikembangkan oleh pihak yang sama, dengan tujuan yang sama pula: menarik sebanyak mungkin pengguna untuk bergabung dan menyetorkan uang mereka.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan