“Prosesnya sederhana, kita bisa menggunakan tetes tebu yang didiamkan selama 14 hari untuk menghasilkan pupuk organik yang berkualitas,” ujarnya.
Dedi menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam pertanian. Ia berpendapat bahwa anak-anak sekolah di daerah pertanian seharusnya memiliki domba sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari mereka.
“Dengan memiliki domba, mereka bisa belajar bertanggung jawab dengan mencari rumput, menggembala, dan memberi pakan ternak setelah pulang sekolah. Jangan sampai mereka hanya menghabiskan waktu dengan bermain gadget atau sepeda motor,” tegasnya.
BACA JUGA: Lanjutan Persidangan Duo Muller, Warga Dago Elos Tegas Munculkan Tersangka Lain
Sebagai wujud nyata dari komitmennya, Dedi memberikan bantuan sebesar Rp 6 juta kepada Febri, seorang bocah SD yang tinggal bersama ayahnya yang bekerja sebagai pencari barang rongsok.
“Uang ini untuk membeli tiga domba betina. Sisanya bisa digunakan untuk membuat kandang,” jelas Dedi. (CEP)