Keunggulan Kerajinan Tangan di Kampung Jelujur Margajaya Bogor jadi Tujuan Wisata Berbasis Pelatihan

JABAR EKSPRES – Kampung Jelujur, Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, menjadi destinasi wisata baru bagi masyarakat baik dari dalam maupun luar Kota Bogor.

Diinisiasi sejak tahun 2023, Kampung Jelujur lahir dari kolaborasi dan inovasi Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui perangkat daerah Kecamatan Bogor Barat, Kelurahan Margajaya dengan pengusaha, desainer, pengrajin, TP PKK, Dekranasda serta didukung kemauan dari warganya.

Berbasis pelatihan, Kampung Jelujur siap menyambut masyarakat dari manapun yang datang untuk melepas penat, tidak hanya menawarkan jelujuran hasil para pengrajin, namun juga menyediakan knowledge dari aktivitas pelatihan yang bisa dilakukan oleh pengunjung.

BACA JUGA:Terdeteksi Penyakit, Barantin Musnahkan 1,5 Ton Bibit Tanaman Hias Asal Belanda

Camat Bogor Barat, Dudi Fitri Susandi menuturkan, bahwa kehadiran Kampung Jelujur merupakan wujud dari kreativitas yang berawal dari tingkat keluarga, sebab setiap keluarga memiliki kreativitas yang bisa dikembangkan baik berupa barang atau jasa dan dapat disalurkan melalui usaha yang berimplikasi pada peningkatan pendapatan keluarga.

Dudi menjelaskan, bahwa salah satu potensi masyarakat jelujur adalah kreativitas kerajinan tangan yang dimiliki para ibu rumah tangga.

“Untuk menggali potensi tersebut menjadi keterampilan yang menghasilkan produk-produk layak dijual, perlu ada pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan, sehingga muncul gerakan kolaborasi bersama menghadirkan Kampung Jelujur ini,” katanya dikutip Rabu, 4 September 2024.

Dudi menambahkan, tujuan keberlanjutan diharapkan bisa menjadi cikal bakal pembentukan Kampung Mandiri atau Kampung Mari Produksi Sendiri.

BACA JUGA:UNJ Berikan Pengetahuan Bahasa Jerman untuk Kalangan Pelajar di Desa Medalsari

Terpisah, Lurah Margajaya, Yudi M. Somiki menambahkan, di tengah potensi masyarakat ada keinginan para keluarga untuk memiliki tambahan penghasilan dalam meningkatkan perekonomian keluarga.

“Lalu kami bertemu dengan Frida Aulia pemilik Batik Neng Geulis, lalu beliau memfasilitasi pelatihan jelujur bagi warga, dengan membawa coach, bahan-bahan untuk jelujur, sampai pada produk jadi yang bisa dipasarkan,” ungkap Somiki, sapaanya.

Setelah melewati proses pelatihan, perempuan-perempuan yang kini telah mahir pun mulai menghasilkan berbagai jelujuran, di antaranya pakaian, rok, aksesoris, tas, dan sebagainya di rumah produksi atau rumah kreasi bahkan dari dalam rumahnya sendiri yang tergabung dalam Kajelma atau Kampung Jelujur Margajaya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan