JABAR EKSPRES – Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar mengingatkan lonjakan komoditas jasa periklanan jelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Biasanya komoditas itu akan naik karena tingginya permintaan.
Hal itu diungkapkan Plt Kepala BPS Jabar Toto Abdul Fatah, Senin (2/9). Toto mengungkapkan, dalam perhelatan pilkada akan sering terlihat di pinggiran jalan bertebaran alat sosialisasi atau alat peraga kampanye. Misalnya spanduk, baliho ataupun bilboard. “Itu biasanya kan banyak di jalan-jalan,” tuturnya.
Toto melanjutkan, komoditas yang berkaitan dengan kegiatan kampanye itulah yang biasanya akan naik. “Karena banyak permintaan, maka biasanya akan naik,” cetusnya.
BACA JUGA: Kabupaten Bandung Siaga Darurat Hadapi Musim Kemarau, Bupati: Evaluasi dan Fokuskan Ketahanan Pangan
Menurut Toto, naiknya berbagai komoditas seputar kebutuhan pilkada itu biasanya tidak berdampak sistemik ke komoditas lain. Jadi yang memang perlu diantisipasi adalah komoditas jasa periklanan itu sendiri.
Tetapi, yang perlu diperhatikan pada momen pilkada lainnya adalah terkait stabilitas harga di pasar. Misalnya ada bacalon yang menggelar program bantuan sosial (bansos) atau bazar murah.
Harapannya barang-barang pokok yang digunakan untuk bansos ataupun bazar itu tidak beli langsung ke pasar. Tapi bisa beli ke Bulog langsung atau supplier besar. “Itu agar tidak mengganggu harga pasar,” cetusnya.
BACA JUGA: Dishub Kota Bandung Pastikan Tindak Tegas Jukir Pelaku Getok Parkir di Tamansari
Sementara itu BPS Jabar mencatat inflasi Jabar pada Agustus ini secara y-on-y di angka 2,39 persen. Inflasi tertinggi di Kabupaten Subang di angka 2,90 persen.
Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil inflasi y-on-y pada Agustus ini di antaranya, beras 0,53 poin, emas perhiasan 0,32 poin, sigaret kretek mesin 0,15 poin, kopi bubuk 0,10 poin dan cabai rawit 0,09 poin. Sedangkan yang beri andil devlasi adalah telepon seluler -0,02 poin, daging ayam ras -0,03 poin, tomat -0,05 poin, bawang merah -0,06 poin dan telur ayam ras -0,11 poin.(son)