Menurut Mahasiswa FPEB UPI, Yislam menyebutkan, sudah cukup Kota Bandung diisi oleh pemimpin-pemimpin mental koruptor. Terlebih, saat ini, Kota Kembang sangat membutuhkan sosok yang mampu memperbaiki Citra Ibu Kota Provinsi Jawa Barat tersebut.
“Dari satu tahun lalu pemberitaan terus memberitakan soal dugaan korupsi di lingkup penjabat pemerintah Kota Bandung. Sudah saatnya punya pemimpin yang berkomitmen untuk memberantas itu semua,” ujarnya
Disisi lain, sebanyak 15,8 persen warga Kota Bandung menginginkan pemimpin yang mampu mengurai kemacetan kronis di Ibu Kota Jabar tersebut. Lewat data Asia Development Outlook 2022, Kota Kembang merupakan kota paling macet ke-14 Asia, diatas Jakarta yang menduduki posisi 17.
Pekerja Swasta, Fikri Hasan (27) menyebut, arus mobilitas kendaraan di Kota Bandung sudah terbilang jenuh. Maka dari itu, perlu kebijakan atau solusi konkrit guna mengatasi permasalahn tersebut.
“Makin banyak kendaraan, gak diimbangi dengan pelebaran jalan atau rekayasa lalin. Makannya di ruas-ruas jalan kaya Gatsu, Ahmad Yani, Cikadut, Cicadas, macetnya parah banget,” katanya.
Ditempat terakhir yakni harapan warga Kota Bandung soal pemimpin yang mampu menanggulangi permasalah transportasi publik. Sebanyak 12,4 persen
masyarakat menginginkan transportasi publik berorientasi pada kenyamanan bagi pengguna yang banyak berumur 35-40 tahun.
Belum lagi, pilihan-pilihan transportasi di Kota Bandung belum terintegrasi dengan wilayah keseluruhan yang ada di Kota Kembang.
Terakhir, sebanyak 19,8 persen memilih untuk tidak menjawab dengan beragam alasan yang diutarakan. Pendekatan ini dilakukan menggunakan kajian mix method, data diperkuat dengan wawancara guna mengetahui alasan dibalik pemilihan hal tersebut. (Dam)