JABAR EKSPRES – Aplikasi penghasil uang dengan modus investasi bernama TikShare diduga sudah mengalami SCAM. Hal ini terlihat dari menghilangnya grup obrolan di WhatsApp dan tidak lagi ada promosi di media sosial.
Aplikasi yang diperkirakan hanya berumur satu minggu ini menambah panjang daftar aplikasi investasi bodong yang scam dalam waktu singkat.
Aplikasi ini awalnya mengklaim aman dan akan jangka panjang, terutama karena menawarkan keuntungan besar yang bisa menarik banyak orang untuk berinvestasi di dalamnya.
Bagaimana tidak, hanya dengan membayarkan deposit modal sebesar Rp 800.000 akan mendapatkan pendapatan harian Rp 68.000, dan selama 65 hari atau sekitar 2 bulan akan menghasilkan total pendapatan sebesar Rp 4.420.000 atau tingkat keuntungan mencapai 552,5%.
Baca juga : Modal Rp800 Ribu 2 Bulan Jadi Rp4 Juta, Benarkah Investasi di Aplikasi TikShare Aman?
Sebuah investasi yang sangat menjanjikan, karena keuntungan bisa mencapai lima kali lipat hanya dalam 2 bulan, namun rupanya hal ini tidak cukup menarik minat masyarakat, terbukti aplikasi ini sudah tidak terdengar gaungnya lagi.
Meski begitu, website aplikasi ini masih bisa diakses, namun tidak diketahui apakah anggota di dalamnya masih bisa melakukan penarikan atau tidak.
Sementara grup obrolan di Platform Telegram terlihat masih ada dan terakhir aktif pada hari Rabu 21 Agustus 2024 lalu. Di grup ini juga pesan dari anggota dimatikan, sehingga hanya admin saja yang bisa mengirim pesan.
Baca juga : Gejala SCAM Aplikasi TXR Trading Makin Nyata, Ini Bukti yang Harus Diwaspadai Anggota
Pada pesan terakhir di grup ini, dibagikan info tentang paket baru yang menjanjikan keuntungan hingga 10 kali lipat dari modal.
Yakni untuk pembelian paket VIP3-2 , dengan harga beli Rp300.000 setiap harinya akan mendapatkan keuntungan 25 persen yakni Rp75.000 dan total pendapatan yang akan dihasilkan mencapai Rp3.000.000.
Sebegitu masivnya aplikasi ini untuk menarik minat investor hingga memberikan janji keuntungan yang gila-gilaan, tapi untungnya masyarakat sudah mulai melek investasi, dan sadar bahwa janji manis tersebut justu membuatnya semakin menurigakan sebagai investasi bodong.