JABAR EKSPRES – Aksi Penolakan RUU Pilkada berujung ricuh antara petugas keamanan dan Mahasiswa di Depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Darah Jawa Barat (DPRD Jabar) Kamis, 22 Agustus 2024.
Salah seorang mahasiswa Universitas Bale Bandung (UNIBBA) harus mendapatkan operasi pada mata kirinya lantaran terkena lemparan batu.
“Di sana (depan Gedung DPRD Jabar) melakukan aksi sekitar jam 5 (sore), dan itu situasi udah mulai kacau tapi belum terlalu chaos dan Pecah,” kata Presiden Mahasiswa (Presma) UNIBBA Fauzi Septian Sabtu (24/8).
Saat situasi berlangsung panas, Fauzi mengatakan bahwa korban sempat melakukan evakuasi kepada rekannya yang juga mendapatkan lemparan batu.
“Ada dua orang anak UNIBBA berinisiatif membantu teman-temannya yang lain karena banyak korban dan penangkapan oleh aparat kepolisian. Setelah itu terpencar dan yang satu menghilang dan satu mencari. Tapi ternyata yang menghilang (Andi) itu ditarik oleh aksi masa (lain) untuk menjadi border,” ungkapnya
“Namum ketika menjadi border, itu ada yang melemparkan sesuatu entah itu batu atau botol dari belakang ke arah polisi. Kemudian dari arah polisi melemparkan sesuatu juga yang terkonfirmasi oleh korban itu adalah batu,” sambungnya
Ketika saling lempar terjadi, naas Fauzi mengatakan bahwa korban terkena lemparan batu tepat di bagian mata kirinya. “Setelah itu terjadi langsung dievakuasi oleh tim medis ke RSHS sekitar pukul 18.30 WIB. Dari situ dapat perawatan secara intensif dan harus dirujuk ke RS (mata) Cicendo untuk dilakukan operasi. Alhamdulillah sekarang sudah dioperasi,” ungkapnya.
Fauzi menuturkan, setelah hasil operasi keluar, korban dinyatakan buta permanen dimata kirinya lantaran mengalami luka yang cukup berat setelah mendapatkan lemparan batu.
“Andi telah kehilangan satu bola matanya. Dia kehilangan penghilangan atau buta. Hasil operasi dijahit atau diangkat bola matanya,” pungkasnya
Untuk diketahui, pada Kami (22/8) kemarin, ribuan mahasiswa dari berbagai Universitas di Kota Bandung turun ke jalan tepatnya di depan DPRD Jabar. Hal ini dilakukan, guna menyampaikan aspirasinya dalam menolak revisi undang-undang Pilkada.
Bahkan para mahasiswa tersebut juga sempat ricuh bersama petugas keamanan setelah orasi tuntutannya tidak didengar oleh anggota dewan.(San).