Mereka juga menyelenggarakan konferensi dan acara teknologi di seluruh Asia, dan mengoperasikan pasar kerja startup dan teknologi.
Namun tidak terlihat ada usahanya yang bergerak di bidang investasi, seperti yang dikembangkan di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa aplikasi TikShare yang berkembang di Indonesia kemungkinan besar bukan bagian dari perusahaan teknologi tersebut.
Baca juga : Gencar Bikin Acara Amal, Aplikasi Investasi SAI Kian Tersamarkan Sebagai Aplikasi Ponzi
Atau malah mencatut nama aplikasi resmi yang dikembangkan oleh perusahaan tersebut. Jika benar, maka aplikasi investasi TikShare tidak bisa dipercaya.
2. Keuntungan Tidak Masuk Akal
Melihat keuntungan yang ditawarkan aplikasi ini dimana bisa mencapai 552,5% pada level tertentu, sudah menjadi bukti kuat bahwa aplikasi ini memiliki potensi sebagai penipuan.
Pasalnya, tidak ada investasi yang bisa memberikan keuntungan sedemikian besar dalam kurun waktu yang sangat singkat dan pasti. Karenanya keamanan di aplikasi ini menjadi semakin diragukan.
Dari pada mengambil resiko berinvestasi pada aplikasi yang tidak jelas keamanan dan legalitasnya, lebih baik menggunakan dana yang dimiliki untuk modal usaha.
Karena banyak juga aplikasi yang tidak berumur panjang bahkan bisa scam dalam hitungan hari seperti aplikasi Valero dan GTA yang hanya berumur satu minggu saja.