Apel Pasukan Operasi Mantap Praja Lodaya, 1765 Personel Gabungan Siap Amankan Pilkada 2024

JABAR EKSPRES  – Kepolisian Resor Kota (Polresta Bandung) menggelar Apel Pasukan Operasi Mantap Praja Lodaya untuk pengamanan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan berlangsung pada 27 November 2024.

Gelar apel pasukan yang dihadiri oleh 750 personil gabungan dari TNI, Polri, dan stakeholder terkait ini berlangsung di Gedung Dome Bale Rame, Soreang, Selasa (20/8) serta menampilkan peralatan dan alat material yang akan digunakan dalam pengamanan pemilihan.

Pelaksana Harian Polresta Bandung, AKBP Maruly Pardede mengatakan total personil yang akan terlibat dalam pengamanan Pilkada mendatang sebanyak 1.765 personel yang akan mengamankan lebih dari 6.500 TPS di Kabupaten Bandung.

BACA JUGA: Siap Amankan Pilkada Serentak 2024, Polda Jabar Kerahkan 19 Ribu Petugas Gabungan

“Personil yang apel hari ini adalah 750, namun untuk pengamanan nanti, totalnya mencapai 1.765 personil di 6500 TPS dalam pemilihan yang dilakukan oleh sekitar 1700 DPS yang masih divalidasi,” ujarnya saat ditemui di lokasi.

Maruly menjelaskan, sebanyak 1756 personel ini nantinya akan mengamankan beberapa wilayah tak terkecuali daerah rawan konflik.

Khusus untuk daerah rawan konflik pihaknya tetap akan melakukan upaya dengan mengedepankan preentif dan preventif.

“Ya skala prioritas dari pengamanan kita lihat dari Bagaimana situasi kerawanan Kamtibmas-nya, tergantung dari mana informasi dari intelijen, ya Walaupun memang ada history tapi tetap kita lakukan upaya mengedepankan preentif dan preventifnya,” jelasnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga tetap akan memantau situasi dan melakukan upaya pencegahan dengan mengedepankan sosialisasi kepada masyarakat dan peserta pemilu.

“Salah satunya yang pertama adalah kita laksanakan gelar pasukan ini kemudian kita lakukan sosialisasi baik itu kepada masyarakat maupun para calon peserta ya yang akan di inisiasi oleh Bawaslu maupun KPU,” lanjutnya.

Kemudian, pengamanan ini akan dilakukan dengan pendekatan berjenjang, dari lokasi yang dianggap aman (hijau) hingga lokasi yang berpotensi rawan (kuning hingga merah).

“Kami juga melakukan pola-pola pengamanan yang sifatnya berjangka berjenjang. Maksudnya berjenjang di sini adalah ada pola pengamanan yang mungkin situasinya TPS atau lokasi tersebut hijau, diamankan oleh beberapa linmas dan juga beberapa polisi, yang kuning sampai dengan merah sesuai dengan tahapan yang diperlukan,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan