JABAR EKSPRES – Meski Mengadopsi Premis Pee Mak, Kang Mak Tawarkan Komedi dan Romansa yang Lebih Dekat dengan Penonton Indonesia.
Mengambil inspirasi dari film komedi-horor Thailand yang sangat populer, “Pee Mak,” adaptasi Indonesia berjudul “Kang Mak” telah resmi tayang di bioskop sejak 15 Agustus lalu. Sebagai sebuah remake, “Kang Mak” menawarkan premis yang sama dan sebagian besar adegannya serupa dengan versi aslinya. Namun, film ini berhasil memberi warna lokal yang membuatnya lebih dekat dengan penonton Indonesia.
Sejak awal, penonton yang telah menyaksikan “Pee Mak” mungkin berharap akan menemukan kembali adegan-adegan ikonik dan punchline yang sama. Meski begitu, “Kang Mak” tetap menghadirkan suasana baru melalui setting yang lebih lokal, serta guyonan-guyonan yang disesuaikan dengan budaya Indonesia. Dalam hal ini, “Kang Mak” berhasil menonjolkan unsur lokal yang segar dan relevan.
Salah satu adegan yang patut diapresiasi adalah nyanyian para tentara yang meski berpotensi garing jika ditampilkan serupa dengan versi aslinya, berhasil disulap menjadi sesuatu yang lucu dan menghibur berkat lirik dan koreografi yang penuh kearifan lokal. Adegan ini menjadi bukti bahwa tim kreatif “Kang Mak” memahami bagaimana meramu komedi yang bisa diterima oleh penonton Indonesia.
Tidak hanya adegan tersebut, keseluruhan film ini juga dipenuhi dengan guyonan yang mengocok perut. Interaksi dan percakapan receh antara Indra Jegel dan Rigen Rakelna menjadi daya tarik utama, di mana mereka berhasil membuat penonton terbahak-bahak dari awal hingga akhir film. Namun, kontribusi komedian lain seperti Tora Sudiro, Indro, Aming, Andre Taulany, hingga cameo-cameo singkat dari Jirayut dan lainnya, juga tidak bisa diabaikan.
Di sisi lain, “Kang Mak” juga berhasil mempertahankan elemen romansa yang mengharukan. Vino G. Bastian dan Marsha Timothy dengan apik menampilkan kisah cinta sehidup semati antara Mak dan Sari, karakter yang berbeda dunia namun tetap saling mencintai. Meskipun beberapa adegan penting dari “Pee Mak,” seperti mid-credits scene yang menampilkan keluarga kecil Mak, digantikan dengan adegan baru yang terasa kurang lengkap, esensi dari kisah cinta tersebut tetap tersampaikan dengan baik.