Survei Terbaru IPRC: Ridwan Kamil ke Jakarta, Ono Surono Naik Signifikan

BANDUNG – Indonesian Politics & Research Consulting (IPRC) merilis survei terbarunya menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jabar yang akan berlangsung pada 27 November 2024 depan.

Survei tersebut dilakukan periode 25 Juli 2024 hingga 5 Agustus 2024, khusus untuk pemilih Gen Y dan Gen Z yang suaranya mencapai sekira 56 persen.

Dari hasil tersebut, elektabilitas Bakal Calon Gubernur Jabar dari PDI Perjuangan Ono Surono menjadi kandidat calon yang paling menyita perhatian berdasarkan survei tersebut.

Potret elektabilitas terbaru berdasarkan survei IPRC, Ono Surono mengalami peningkat yang cukup signifikan. Dari hasil survei semula hanya 1,3 persen, kini survei terbarunya naik menjadi 6,4 persen.

Memang, Ridwal Kamil masih menduduki puncak klasemen yakni mencapai 36,3 persen, disusul Dedi Mulyadi 34,5 persen, diurutan ke tiga Bima Arya 6,6 persen, ke empat Ono Surono 6,4 persen, kelima Atalia Praratya Ridwal Kamil 2,6 persen.

Peneliti IPRC Fahmy Iss Wahyudi menyebut, meski Ridwan Kamil masih memiliki elektabilitas tertinggi dalam survei tersebut, namun dengan situasi politik yang ada sekarang ini, kondisi Pilgub Jabar mendatang bisa berubah. Di mana, Ridwan Kamil bisa dipastikan meninggalkan kontestasi Pilkada Jabar dan beralih ke Pilkada DKI Jakarta.

Salah seorang kandidat yang diprediksi bisa meraup suara yang ditinggalkan Ridwan Kamil adalah Ono Surono.

“Meskipun saat ini suara Kang Ono berada di angka 6,4 persen, namun dengan RK (Ridwan Kamil, red) yang hampir pasti ke Jakarta, akan ada sekitar 40 persen suara yang bisa diperebutkan pada Pilgub Jabar nanti,” ujar Fahmi dalam rilis temuan survei bertajuk Peta Dukungan Kalangan Muda (Gen Y dan Gen Z) Jelang Pilgub 2024 di kawasan Jalan Merdeka, Kota Bandung, Jumat 16 Agustus 2024.

Menurut Fahmy, para kandidat pasangan calon (paslon) Pilgub Jabar harus mampu mengangkat isu-isu utama jika ingin berhasil merebut suara 40 persen tersebut.

Isu soal kesejahteraan sosial harus diangkat oleh para kandidat gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat di Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024.

“Jadi, para calon bisa memproduksi isu-isu yang relate dengan kondisi saat ini. Berdasarkan survei tadi, ternyata Gen Z dan Gen Y masih menempatkan persoalan harga kebutuhan pokok yang mahal, sulitnya mendapat lapangan pekerjaan menjadi sesuatu yang utama,” rinci Fahmy.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan