Secara keseluruhan, penurunan angka pernikahan ini tidak hanya mencerminkan perubahan dalam pandangan generasi muda terhadap pernikahan, tetapi juga terkait dengan perubahan sosial ekonomi yang lebih luas. Pemerintah Indonesia sendiri mendukung tren ini dengan berbagai program yang mendorong peningkatan usia kawin pertama. Dengan demikian, generasi muda Indonesia kini lebih bebas untuk mengejar mimpi dan potensi diri mereka sebelum akhirnya melangkah ke jenjang pernikahan.
Dalam penutup, meskipun banyak generasi muda yang memilih untuk menunda pernikahan, bukan berarti mereka mengesampingkan pernikahan sepenuhnya. Seperti yang diungkapkan Diva, “Kalau menemukan orang yang tepat dan sejalan dengan visi hidup, saya dengan senang hati ingin menikah.” Ini menunjukkan bahwa pernikahan masih menjadi impian, hanya saja waktu dan prioritasnya yang telah berubah.