Membaca Lawan Poros KIM di Jabar, Peluang Koalisi Partai Islam

JABAR EKSPRES – Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Firman Manan membaca masih ada peluang koalisi penantang gerbong Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Pilkada Jabar. KIM memang belum resmi terbentuk, tapi benihnya sudah nampak tumbuh.

Firman menguraikan, PKS dan PDIP menjadi kunci sebagai pembentukan poros penantang. Jika kedua partai itu istigomah di gerbong penantang maka peluang kotak kosong di Pilkada Jabar juga bisa tertahan.

Berdasar hasil pleno KPU Jabar, PKS berhasil memboyong 19 kursi DPRD. Sementara PDIP punya 17 kursi. Keduanya partai yang cukup diperhitungkan dalam pembentukan koalisi.

BACA JUGA: Pemkab Bogor Buka Suara Soal Salah Tulis Nama ‘Indonesia’ hingga Aksi Pj Bupati Sawer Penyanyi Wanita di Acara Kirab Merah Putih HUT ke-79 RI

Firman melanjutkan, ada dua kemungkinan poros koalisi yang bisa dibentuk dari kedua partai itu. Misalnya PDIP bergabung dengan Nasdem yang punya 8 kursi. “Dari perolehan kursi, keduanya tentu cukup untuk mencalonkan,” terangnya.

Menurut Firman, kedua partai itu juga punya kedekatan karakter partai. Sehingga bisa menduetkan pasangan Ono Surono dengan Ilham Habibie. “PDIP secara kedekatan lebih mudah berkoalisi dengan Nasdem dari pada dengan PKS,” imbuhnya.

Masih kata Firman, poros berikutnya yang berpeluang terbentuk adalah poros partai islam. Yakni gabungan PKS, PPP, dan PKB. Jika terbentuk, kepemilikan kursi poros itu juga cukup menarik. PKS 19 kursi ditambah 6 kursi PPP dan PKB dengan 15 kursi.

BACA JUGA: Impounding Leuwikeris Dipastikan Tidak Mengganggu Pasokan Air Irigasi Pesawahan di Kota Banjar

Namun demikian, Firman turut memberi catatan terkait peluang pembentukan poros partai islam di Jabar. Di wilayah yang memang masih menyisakan pemilih religius.

Sayangnya karakter ketiga partai politik itu cenderung berbeda meski sesama partai islam. Hal itu juga bisa menimbulkan resiko resistensi di akar rumput. Bisa saja simpatisan di bawah memilih berbalik arah karena perbedaan itu. “Koalisi itu memang harus memperhitungkan apakah bisa mensolidkan akar rumput,” tuturnya.

Firman menambahkan, secara sejarah, peluang koalisi partai islam saja memang tidak cukup untuk menorehkan kemenangan. “Memang jadi tantangan tersendiri koalisi partai islam,” pungkasnya.(son)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan