Contoh Naskah Khutbah Jumat Tentang Teladan Kepahlawanan Dalam Meraih Kemerdekaan RI

Dengan kesabaran, kita harus terus membangun bangsa kita ini untuk meraih tujuan melalui persatuan. Persatuan (ukhuwah) menjadi hal yang penting sebagai komitmen mengisi kemerdekaan.

Terkait dengan persatuan ini, salah satu ulama Indonesia KH Ahmad Shiddiq mengemukakan konsep “Trilogi Ukhuwah” yakni ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan dalam ikatan kebangsaan) dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama umat manusia).

Jika tiga persatuan ini bisa kita wujudkan dalam mengisi kemerdekaan, maka insyaAllah kita juga bisa menjadi pahlawan. Bukan pahlawan yang merebut kemerdekaan dengan berperang mengangkat senjata, namun pahlawan yang mempertahankan kemerdekaan dengan mensyukuri dan mengisinya.

Persatuan dan kebersamaan juga akan menjadi wasilah penjagaan dari Allah swt sebagaimana hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:

يَدُ اللهِ عَلَى الْجَمَاعَةِ. (رواه الترمذي)

Artinya, “Penjagaan Allah berada di atas kebersamaan.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Meneladani para pahlawan sekaligus mengisi kemerdekaan ini bisa menjadi barometer tingkat syukur kita kepada Allah atas nikmat kemerdekaan.

Allah telah menegaskan bahwa jika kita bersyukur maka akan ditambah nikmat-Nya kepada kita termasuk nikmat kemerdekaan ini.

Namun sebaliknya, jika kita tidak bersyukur alias ‘tak tahu diuntung’ serta menganggap enteng perjuangan para pahlawan, maka tinggal menunggu waktu saja, adzab Allah akan datang kepada kita.

Naudzubillah mindzalik.

Rasulullah bersabda:

لا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لا يَشْكُرُ النَّاسَ

Artinya: “Tidak bersyukur kepada Allah, orang yang tidak berterimakasih kepada orang (lain)”.

Allah dalam surat Ar-Rahman, ayat 13 pun telah mengingatkan manusia dengan sebuah pertanyaan:

فَبِأَيِّ آلاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Artinya: “Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
Ayat ini diulang berkali-kali dan tentu bukan tanpa maksud. Kita diingatkan untuk senantiasa berfikir tentang kekuasaan Allah dalam wujud nikmat-nikmat yang kita terima. Dengan melakukan muhasabah atau introspeksi ini, maka tentunya kita tidak akan menjadi golongan orang-orang yang kufur nikmat.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Oleh karenanya, pada momentum kali ini, mari kita kuatkan lagi rasa syukur kita atas nikmat kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan kusuma bangsa. Semoga kita bisa meneladani mereka sebagai modal untuk mengisi kemerdekaan ini. Amin.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan