Kemarau Panjang, Warga Bandung Barat Bisa Bertani di Waduk Saguling

JABAR EKSPRES  – Kemarau panjang akibat fenomena el nino menyebabkan bolume air di Waduk Saguling, Desa Cangkorah, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami penyusutan.

Penurunan muka air di Waduk Saguling ini mencapai 10 hingga 15 meter dari muka air biasanya. Kondisi surutnya muka air itu membuat lahan di bantaran waduk mengalami kekeringan.

Kondisi ini pun menjadi berkah bagi sejumlah warga yang berada di lokasi itu. Pasalnya sebagian lahan yang mengering tersebut dimanfaatkan masyarakat untuk bertani.

Eji Suhari (65), Seorang warga RT 02/07 menyebut, mayoritas masyarakat Desa Cangkorah ialah petani. Setiap memasuki musim kemarau, lahan yang mengering selalu dipakai bertani.

“Sudah rutin jika masuk kemarau lalu air menyusut lahan ini suka ditanami jagung, umbi, singkong, cabai, kol, mentimun dan padi,” katanya kepada wartawan, Rabu (7/8/2024).

Menurutnya, musim kemarau tahun ini menjadi musim terpanjang yang Eji temui,”Baru tahun ini abah bisa kembali menanam padi karena tahu kemarin (2023) meskipun musim kemarau air tidak menyusut. Sekarang baru bisa lagi kemarin nanamnya akhir bulan Juni. Kalau airnya tidak naik dalam waktu satu bulan mungkin saya bisa panen,” katanya.

Eji menerangkan, daei sejak dulu warga di sekitaran bantaran Waduk Saguling selalu menanam padi pada saat musim kemarau. Setiap tahunnya periode panen hanya satu kali, bahkan dikatakannya ada kalanya tidak menanam sama sekali lantaran air tak kunjung surut.

“Saya dari dulu memang selalu bertani di sini kalau airnya lagi menyusut. Bahkan sebelum dijadikan waduk juga sudah bertani, dan memang yang saya tanam selalu padi. Kalau yang lain bervariasi ada yang jagung timun dan lainnya,” ujarnya.

Penyusutan muka air ini, dikatakan dia, dimanfaatkan warga untuk bertani untuk menyambung kehidupan sehari-hari. Ia mengakui tak banyak hasil yang diperoleh. Bertani di tepian waduk ini biasanya hanya cukup untuk dikonsumsi pribadi.

Dirinya memilih hanya menjadikan tepian Waduk Saguling yang menyusut menjadi lahan sawah dadakan. Tak seperti warga lainnya yang kebanyakan menanam seperti timun, timun, jagung, ubi, cabai, sosin dan berbagai tanaman lainnya yang lebih mudah dan cepat dipanen.

Writer: Suwitno

Tinggalkan Balasan