Potret Pendidikan Desa di Atas Awan Kabupaten Bogor

Sekolah Ambruk, Puluhan Pelajar Belajar di Lantai Mushola.

Pengalaman pahit masih dirasakan warga Kampung Mulyasari, Desa Sukamulya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor. Bahkan untuk mengenyam pendidikan pun masih sulit dirasakan puluhan pelajar di sana. Bagaimana ceritanya?

Yudha Prananda, BOGOR, JABAR EKSPRES

Sektor pendidikan di Kabupaten Bogor masih menyisakan segudang persoalan. Sedikitnya ada 40 pelajar tingkat SD hingga SMP di kampung yang dikenal dengan desa di atas awan Kecamatan Sukamakmur, belum mendapatkan haknya.

Mereka harus rela mengungsi belajar di lantai pelataran salah satu mushola di RT 05 RW 01 Kampung Mulyasari dan teras rumah warga, lantaran tak memiliki bangunan sekolah.

Fakta itu dirasakan mereka sejak satu tahun yang lalu pasca bangunan sekolahnya ambruk ditelan usia.

Bangunan sekolah sederhana berukuran 5×10 meter yang ambruk itu merupakan kelas jauh dari SD Negeri 02 Sukamulya. Lokasinya berada di atas bukit yang terisolir dan hanya memiliki dua orang tenaga pengajar.

Meski sudah lama dalam kondisi memprihatinkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor belum juga turun tangan mengentaskan kebutuhan pendidikan yang menjadi hak anak bangsa itu.

Gambaran adanya kesenjangan sosial di Kabupaten Bogor bukan isapan jempol belaka. Faktanya, di kawasan pelosok desa, yang kini masuk kota aglomerasi Jakarta itu, generasi bangsa belum sepenuhnya menerima hak pendidikan layak.

Namun, semangat mereka mengemban pendidikan tetap menyala, meski pemerintah setempat yang seharusnya menjadi pengayom mereka telah abai.

Ketua RT 05/RW 01 Kampung Mulyasari, Mamat mengungkapkan, kondisi memprihatinkan itu sudah sejak lama dirasakan warganya.

“Sudah setahun ini anak-anak belajar di lantai, sejak bangunan sekolahnya ambruk. Sempat ada donatur rekan-rekan dari komunitas Vespa Bekasi untuk pembangunan, namun belum bisa menyelesaikan,” ungkap Mamat saat ditemui Jabar Ekspres belum lama ini.

Kondisi yang terjadi saat ini sudah diketahui aparat setempat hingga pihak Kecamatan Sukamakmur. Ironisnya, hingga kini seolah tak ada jalan keluar.

Mamat menyebut, bahwa sudah beberapa kali camat mampir ke kampungnya dan belum juga ada kabar baik perihal pembangunan sekolah.

“Pak Camat ada beberapa kali kesini, saya juga sudah berulang kali menyampaikan. Tapi mungkin memang belum ada bantuan. Teh Ade Mantan Bupati juga dulu pernah mampir ke sini,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan