JABAR EKSPRES – Pengusaha ternama yang juga Mantan Menteri Perdagangan, Drs Enggartiasto Lukita hadir di Pelantikan dan Pengukuhan DPK Apindo Kota Cirebon.
Secara khusus, Enggar –sapaan akrabnya- mengajar Apindo untuk bersatu. Terutama untuk menjaga kondusivitas dan iklim usaha.
“Apindo jangan pernah ragu, pertumbuhan agak tersendat karena geopolitik. Yakinkan seluruh kolega dunia usaha ini pertama dalam sejarah transisi pemerintahan berjalan bagus,” kata Enggar di Luxton Cirebon Hotel and Convention, Jumat, 2, Agustus 2024.
Sebagai pengusaha, Enggar mengajak koleganya untuk tidak takut berinvestasi. Termasuk di wilayah Cirebon.
“Jadi jangan ragu dalam berinvestasi. Saya lahir di Cirebon secara emosional kuat sekali, kalau lebih 1-2 bulan tidak ke Cirebon takut bodoh karena tidak makan tahu gejrot,” selorohnya.
Enggar juga secara khusus meminta Kota Cirebon menjaga kesenian dan kebudayaan daerah, karena itu sudah menjadi ciri khas.
Bahkan Cirebon ke depan tidak boleh kalah dengan Bali, karena sama-sama memiliki kekhasan budaya.
“Saya berharap kesenian daerah tetap aktif , jangan kalah dengan Bali,” pinta Chairman B-Universe tersebut.
Di acara itu, Enggar juga memperkenalkan Rio Abdurachman Podungge sebagai Direktur Utama B-Universe dan Suhendrik dari Disway National Network dan mereka berdua berasal dari Cirebon.
Tampak hadir dia ada tersebut Pj Walikota Cirebon Agus Mulyadi, Pj Sekda Arif Kurniawan, pengusaha H Syafei Mochsin.
Sementara itu, terkait dengan pelantikan dan pengukuran DPK Apindo Kota Cirebon, Ketua Panitia, Aris Armunanto SE Ak M mengatakan, pemilihan ketua sudah dilaksanakan pada 22 Januari 2024.
Dari hasil pemilihan yang diikuti oleh 100 perusahaan tersebut, terpilih Agus Subiyakto sebagai ketua.
“Terima kasih seluruh pihak yang berkontribusi pada acara ini,” kata Aris.
Di kesempatan itu, Ketua DPK Apindo Kota Cirebon, Agus Subiyakto berharap Apindo ke depan terus tumbuh dan iklim usaha dapat terjaga.
Apalagi, kondisi ekonomi dunia sedang tidak baik baik saja, ada hubungan memanas antara Rusia – Ukraina memicu terjadinya gangguan rantai pasok.
“Dunia dihadapkan perubahan iklim, bencana alam, abrasi air laut. Melonjaknya populasi di negara berkembang, inflasi begitu tinggi,” jelasnya.