JABAR EKSPRES – Pimpinan Ormas Mathlaul Anwar Jawa Barat, Agus Yasmin menilai, sebagian besar petani di Kabupaten Bandung Barat (KBB) masih menggunakan metode tanam konvesional.
Menurutnya, metode tersebut hanya menggantungkan pada musim hujan, suhu, dan angin dengan siklus yang mereka pahami ketika hendak bercocok tanam.
“Sementara musim tidak bisa direkayasa, akibatnya para petani sangat sulit bisa menanam sepanjang tahun. Hanya pada musim tertentulah bisa menanam,” kata Agus Yasmin saat dikonfirmasi, Jumat (2/8/2024).
BACA JUGA: Jadwal Bioskop Trans TV Malam ini 2 Agustus 2024, Tayang Film Man on Fire
Dengan kondisi itu, Agus Yasmin menilai, pemerintah belum siap secara merata memfasilitasi petani melakukan pola pertanian yang lebih modern. Sehingga masa tanam dan panen diatur melalui pendekatan teknologi.
“Sebagai sebuah fakta lapangan, coba cek saja di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DPKP) KBB. Berapa alokasi subsidi dari APBN, APBD Provinsi Jabar dan APBD Bandung Barat untuk semua kelompok tani agro, yang didorong melakukan transformasi dari pola tanam konvensional ke metode tanam berdasarkan teknologi yang bisa menyiasati cuaca ekstrem,” paparnya.
Ia menambahkan, ketika terjadi cuaca ekstrem, semua tanaman sayuran seperti tomat, cabai, dan lainnya yang bergantung pada suhu udara dipastikan akan kacau. Karena memang pemerintah tidak siap untuk hadir melayani kebutuhan petani dan menjaga agar varietas jenis tanaman tertentu bisa selamat dari cuaca ekstrem.
BACA JUGA: Mustajab, Ini Doa dan Sholawat di Hari Jumat yang Bisa Mengantarkan ke Surga
Menurutnya, sebagus dan semurah apapun pupuk yang terjangkau oleh petani, tapi jika iklim tidak direkayasa melalui pendekatan teknologi pertanian yang menjaga kesuburan tanaman tidak akan berarti apa-apa.
“Ujung-ujungnya isu impor akan menguat dengan alasan hasil panen tak mencukupi kebutuhan dalam negeri. Jika sudah terjadi demikian, petani kitalah yang hancur,” ujar Agus Yasmin yang akrab dipanggil Kang AY ini.
Oleh karena itulah, Agus Yasmin mempertanyakan adakah keberpihakan yang kuat dari para politisi hasil pemilihan legislatif (Pileg) lalu dan calon Bupati Bandung Barat untuk kemajuan petani.