Bulu Tangkis Tunggal Putri Tuai Kontroversi, Warganet: Olimpiade Paris Terburuk Sepanjang Sejarah

JABAR EKSPRES – Olimpiade paris 2024 lagi-lagi menuai kontroversi dari warganet, terlebih pada pertandingan cabang olahraga bulu tangkis, Gregoria Mariksa Tunjung yang berhadapan dengan wakil Korea Selatan, Kim Ga-eun di Porte de la Chapella Arena, Prancis, Jumat (2/8/2024) dini hari.

Dalam pertandingan fase 16 besar tersebut, Gregoria berhasil mempertahankan asa bulu tangkis Indonesia, pasca kemenangannya melalui rubber game sengit melawan atlet asal Negeri Ginseng tersebut.

Gregoria berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 21-4, 8-21, 23-21.

Pada gim pertama, Gregoria berhasil menguasai pertandingan hingga hanya memberikan empat poin untuk Ga-eun.

BACA JUGA:Akui Keunggulan Popov, Langkah Ginting Terhenti di Fase Grup Olimpiade Paris 2024

Namun, pada gim kedua, seperti kehilangan fokus, Gregoria tertinggal jauh hingga harus menelan kekalahan dengan skor 8-21.

Tak mau kalah, wakil Indonesia itu mulai menunjukkan taringnya dan berhasil memenangkan gim ketiga dengan skor 23-21.

Kendati demikian, warganet menyayangkan beberapa keputusan wasit dalam pertandingan tersebut. Bahkan, beberapa menyebut bahwa kompetisi kali ini merupakan yang terburuk sepanjang sejarah.

“Prancis Olimpiade terburuk sepanjang sejarah,” ujar salah satu warganet @faid******* di media sosial Instagram.

Bukan tanpa sebab, pada gim kedua terlihat bahwa dari Gregoria belum melewati net, namun Ga-eun sudah mematikan bola tersebut melalui pukulan smash. Gregoria sempat terlihat bingung, namun wasit tetap menganggapnya sebagai poin.

BACA JUGA:Cek Update Terbaru Klasemen Medali Olimpiade Paris 2024: Jepang Belum Tergeser

“Sekelas Olimpiade, wasitnya ga tau aturan badminton, lucu,” kata warganet @hasan******** di media sosial Instragram.

Gilak, banyak banget kontroversi Olimpiade Paris ini,” ujar warganet @zi***** di Instagram.

Sedangkan berdasarkan aturan dalam bulu tangkis, bola atau shuttlecock yang sedang dalam permainan dipukul sebelum menyebrang ke sisi lapangan pihak yang melakukan pukulan. Akan menghasilkan foul dan lawan akan mendapatkan poin.

Sementara itu, meski sempat merasa dicurangi, warganet tetao bersyukur akan kemenangan Gregoria dalam kompetisi tersebut.

Dengan demikian, kemenangan yang berhasil diraih atlet berusia 24 tahun tersebut, menjadi satu-satunya harapan Indonesia di Olimpiade Paris 2024.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan