JABAR ESKPRES – Dalam beberapa waktu terakhir, fenomena aplikasi penghasil uang semakin marak, salah satunya adalah aplikasi yang dikenal dengan nama ” SAI AI “.
Aplikasi SAI AI ini telah menarik perhatian banyak orang dengan klaim keuntungan yang sangat menggiurkan. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak pengguna mulai menyadari bahwa aplikasi ini mungkin hanyalah sebuah penipuan investasi bodong.
- Modus Operandi Aplikasi SAI AI
Aplikasi SAI AI mengklaim bahwa penggunanya dapat memperoleh keuntungan dengan menyewa “robot” melalui investasi. Misalnya, dengan modal awal Rp339.000, aplikasi ini menawarkan keuntungan harian sebesar Rp15.000 selama 10 hari. Setelah 120 hari, modal yang awalnya Rp339.000 akan berubah menjadi Rp1.930.000. Klaim keuntungan yang tampak tidak masuk akal ini merupakan salah satu tanda awal adanya penipuan.
Baca juga : Apakah Aplikasi Trust Sekuritas Adalah Skema Investasi Bodong? Cek faktanya
Semakin besar nilai deposit yang Anda tanamkan, semakin besar pula keuntungan yang diklaim akan Anda dapatkan. Contohnya, jika Anda berinvestasi hingga Rp1 miliar, aplikasi ini menjanjikan keuntungan harian sebesar Rp5 juta dan total pengembalian sebesar Rp1 miliar dalam waktu satu tahun.
Namun, penting untuk dicatat bahwa aplikasi seperti ini sering kali melakukan penipuan dengan modus operandi yang hanya membayar pada tahap awal untuk menarik lebih banyak deposit dari pengguna baru.
- Perputaran Uang dan Risiko
Sebagian besar aplikasi penipuan beroperasi dengan perputaran uang dari anggota baru. Artinya, pembayaran kepada pengguna lama dilakukan dengan menggunakan uang dari deposit anggota baru. Ketika jumlah orang yang mendaftar dan melakukan deposit berkurang, aplikasi ini sering kali melakukan event promosi besar-besaran atau mengeluarkan alasan-alasan seperti verifikasi akun atau pajak untuk meminta deposit tambahan dari pengguna.
Jika Anda menghadapi situasi di mana aplikasi meminta deposit tambahan dengan alasan tertentu, sebaiknya berhati-hati dan hindari untuk melakukan deposit lebih lanjut. Hal ini karena aplikasi semacam ini biasanya akan segera mengalami scam, meninggalkan banyak pengguna baru sebagai korban.
- Ciri-Ciri Aplikasi Penipuan
Aplikasi penipuan sering kali berusaha meyakinkan penggunanya dengan menunjukkan berbagai izin atau dokumen yang tampaknya resmi, seperti izin dari Kemengkung HAM, NPWP, atau izin lainnya. Namun, tanpa izin dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) atau Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) untuk sektor kripto, izin-izin tersebut tidak menjamin keamanan aplikasi.