JABAREKSPRES.COM, BANDUNG – Komisi III DPRD Jabar mendorong Bank Jawa Barat dan Banten (BJB) meningkatkan sentuhan layanan kepada masyarakat bawah. Tujuannya guna mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai penggerak perekonomian masyarakat.
Ketua Komisi III Phinera Wijaya mengungkapkan, Bank BJB adalah BUMD milik pemprov yang bergerak di bidang keuangan. Ia memiliki peran dalam hal penghimpunan dana maupun penyediaan pinjaman dana kepada masyarakat.
Phinera menilai, Bank memiliki peranan strategis dalam perekonomian. Semestinya itu bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi perseoran, di sisi lain bank daerah semestinya menjadi rujukan warga Jabar.
Komisi III menilai peran dan peluang itu belum sepenuhnya dimanfaatkan warga Jabar. Salah satunya karena masih belum optimalnya sosialisasi atas kehadiran bank daerah bagi masyarakat. “Menurut kami masih kurang sosialisasi yang efektif terhadap masyarakat,” katanya.
Karena itu, pihaknya mendorong agar Bank BJB makin gencar lagi dalam mensosialisasikan program. Khususnya kepada masyarakat kalangan menengah bawah. Imbal baliknya, masyarakat bisa mengakses sejumlah layanan yang dihadirkan bank. Seperti akses permodalan untuk usaha. “Bank BJB ini bank milik warga Jabar, jadi perannya harus optimal. Dan masyarakat juga banyak yang mengaksesnya. Sosialisasi perlu ditingkatkan,” tuturnya.
Phinera berharap dengan masifnya sosialisasi itu dapat semakin meningkatkan peran Bank BJB dalam memutar roda perekonomian di Jabar. “Ekonomi akan maju, pembangunan juga akan besar lagi,” imbuhnya.
Sementara itu berdasar data Laporan Tahunan Bank BJB 2023, BUMD milik Pemprov Jabar itu mencatatkan nilai aset sebesar Rp 188,30 triliun atau naik 3,90 persen. Kemudian pendapatan bunga dan syariah sebesar Rp 14,25 triliun atau naik 4,56 persen. Kredit konsumer Rp 49,94 triliun atau meningkat 5,92 persen. Kredit ritel Rp 19,82 triliun atau meningkat 7,24 persen.
Berikutnya, kredit korporasi Rp 17,48 triliun atau meningkat 5,76 persen. Kredit KPR Rp 10,51 triliun atau meningkat 14,45 persen dan Kredit UMKM mencapai Rp 4,85 triliun atau meningkat 21,95 persen.(son)