JABAR EKSPRES – Karangsambung, sebuah tempat yang tidak hanya menyimpan keindahan alam yang memukau, tetapi juga cerita geologi yang luar biasa, mengundang kita untuk menggali lebih dalam ke dalam rahasia yang tertanam di setiap lapisan batu dan tanahnya.
Karangsambung, sebuah kawasan geologi yang memukau, terletak di pegunungan Serayu Selatan, sekitar 20 kilometer sebelah utara Kota Kebumen, Jawa Tengah.
Pada pagi September, uap air yang terkondensasi di permukaan tanah memberi nuansa mistis pada daerah ini, yang menjadi salah satu lokasi penting untuk studi ilmu kebumian.
Keberadaan Karangsambung yang berada di ketinggian 52 meter di atas permukaan laut dan memiliki bentang alam yang tidak teratur, menyimpan sebuah cerita geologi yang sangat menarik, dilansir dari kanal YouTube BRIN.
BACA JUGA: Gunung Sunda Purba dan Transformasi Bandung Menjadi Danau Raksasa
Jejak Dasar Samudra di Karangsambung
Salah satu pertanyaan menarik mengenai Karangsambung adalah bagaimana batuan yang ada di sini bisa berasal dari dasar samudra padahal lokasi ini berada di ketinggian seperti itu. Jawabannya terletak pada proses geologis yang terjadi di masa lalu.
Karangsambung adalah contoh nyata dari kompleks melange, yaitu campuran berbagai jenis batuan—baik beku, sedimen, maupun metamorf—yang bercampur aduk menjadi satu. Teori tektonik lempeng mengungkapkan bahwa wilayah ini adalah tempat pertemuan antara lempeng Samudra Hindia-Australia dan lempeng Eurasia.
Proses ini menyebabkan batuan dasar samudra bercampur dengan batuan tepi benua di kawasan ini, menjadikannya sebuah buku teks geologi yang terbuka di alam.
Lapisan-Lapisan Geologi yang Mengisahkan Masa Lalu
11 kilometer sebelah utara Karangsambung, terdapat tebing yang terbentuk dari batuan rijang dan gamping merah. Tebing ini membentuk lapisan vertikal yang menunjukkan perbedaan warna, yang mengindikasikan komposisi batuan yang berbeda.
Batuan ini, yang terbentuk lebih dari 8 juta tahun lalu, berasal dari endapan laut dalam dan telah terangkat serta tersingkap oleh proses tektonik. Lapisan batuan yang awalnya horizontal kini berdiri hampir vertikal akibat tekanan dan perubahan yang kuat dari tektonik.