JABAR EKSPRES – Pertemanan Bakal Calon Bupati Bandung Barat dari Partai Gerindra, Tb Ardi Januar dengan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bandung Barat, KH Yusuf Abdul Qodir terungkap saat mereka berdua melakukan silaturahmi pada Sabtu (20/7) malam.
Ternyata Pria yang akrab disapa Kang Tebe dengan KH Yusuf adalah teman satu almamater ketika masih menimba ilmu di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Jakarta. Sehingga, pertemuan kedua tokoh tersebut bisa dikatakan tidak berkaitan dengan dinamika politik di Bandung Barat.
”Ini pertemuan antar teman saja. Saya sama Kiai Yusuf sudah kenal sejak 22 tahun lalu saat kami masih sama-sama mondok,” ungkap Kang Tebe.
Meski pertemuan tersebut tidak berkaitan dengan dinamika politik, namun banyak hal yang dibahas dalam silaturahmi yang dilakukan di Komplek Pondok Pesantren Riyadul Huda, Ngamprah, Bandung Barat itu.
Selain bernostalgia saat bersama-sama menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Jakarta, tak lupa keduanya pun berbagi gagasan bagaimana cara memajukan pendidikan pesantren.
Bahkan, Kiai Yusuf sempat menyampaikan harapannya jika Kang Tebe terpilih menjadi pemimpin di Bandung Barat agar memerhatikan kesejahteraan guru ngaji yang ada.
”Obrolan kami sangat hangat. Dari mulai mengenang masa lalu saat di pesantren sampai menyikapi pencalonan saya,” terang pria yang menjabat sebagai Wasekjen DPP Partai Gerindra itu.
”Pada kesempatan itu, beliau mendoakan dan memberikan nasihat dan juga ingin agar kesejahteraan guru mengaji di Bandung Barat mendapat perhatian dari pemerintah,” imbuhnya.
Kang Tebe mengakui jika harapan Kiai Yusuf sudah sewajarnya diwujudkan dalam bentuk program pemerintah. Sebab, guru mengaji salah satu garda terdepan dalam pembentukan karakter masyarakat.
Kang Tebe menilai, Program Dana Abadi Pesantren dari pemerintah Prabowo-Gibran diharapkan dapat menyokong keberlangsungan fungsi pesantren sebagai lembaga pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.
”Di level pemerintah daerah, Program Dana Abadi Pesantren juga harusnya diterapkan. Sehingga, dukungan terhadap masa depan pesantren yang di dalamnya juga ada guru mengaji, akan lebih maksimal,” pungkasnya. (*)