JABAR EKSPRES – Kasus demam berdarah dengue (DBD) masih menghantui warga Kota Bandung. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) tercatat ada sebanyak 21 orang meninggal dunia akibat terinfeksi nyamuk eegis aegepty tersebut.
Hal itu diungkapkan Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Bandung, Agung. Menurutnya mayoritas pasien terkena kasus DBD ini sebagian besar anak-anak mulai dari umur 5 sampai 10 tahun.
Sebab, lanjutnya, anak-anak tersebut biasanya terkena kasus DBD ini kebanyakan di rumah. “Kalau yang sudah sekolah gitu ya, ada kemungkinan juga kenanya di sekolah, hal ini juga sedang kita survey,” tutur Agung kepada wartawan, baru-baru ini.
“Sebenarnya (pasien) itu terinfeksi di rumah atau terinfeksi di luar rumah, atau misalnya di pekerjaan gitu. Nah itu yang sedang kami lihat. Itu dari Laboratorium Kesehatan Pangandaran yang sedang melakukan penelitiannya,” sambungnya.
Sementara itu, dia memaparkan, selain tercatat ada sebanyak 21 orang meninggal dunia sepanjang awal tahun hingga saat ini, tingkat angka kematian tersebut dinilai cukup kecil.
Dirinya menjelaskan, walaupun kasus DBD di Kota Bandung tinggi secara nasional, case Fatality Rate (CFR) itu terbilang kecil hanya 0,3 persen, upaya pihaknya pun terus dilakukan secara intensif.
“Akses-akses ke layanan kesehatan cukup dekat, banyak rumah sakit, puskesmas juga cukup banyak, jadi cukup bagus aksesnya,” jelas Agung.
“Kemudian pengetahuan masyarakat cukup bagus, karena ketika kita berbicara masyarakat kalau masyarakatnya tidak paham ini sakit apa anaknya, dan tidak segera di bawa ke layanan kesehatan itu akan berdampak buruk,” pungkasnya.