Emang Bisa Saarapan Bubur di Cafe? Yuk Simak Infonya Disini!

“Agar makin pas rasanya. Kalau di Bandung kan cita rasa kecapnya manis,” ujar Taofik, ketika ditemui di Bucir Mamah Endar, belum lama ini.

Selain dinikmati dengan sate telur puyuh, usus, dan ati ampela, Bucir Mamah Endar juga menawarkan cara unik menikmati bubur ayam. Yakni, dengan telur asin. Siapa sangka, kedua panganan yang berciri khas gurih tersebut begitu nge-blend dinikmati bersama di lidah.

BACA JUGA:Anak Perwira Menengah di Polresta Bogor Diduga Terlibat Kasus Penipuan, Tilep Uang Korban hingga Rp7 M

Tak hanya dinikmati orang untuk sarapan, bucir ini juga dicari orang ketika siang hingga malam hari. Posisinya kini tak hanya sebagai makanan orang sakit, melainkan lebih dari itu.

“Pelanggan di sini kebanyakan adalah pekerja atau mahasiswa, karena tempatnya juga enak untuk nongkrong berlama-lama, jauh dari keramaian dan suasananya yang adem,” katanya. Tagar ngebuburdicafe menjadi andalan Taofik, untuk mencerminkan bucir yang “naik kelas”.

Taofik menyebutkan, Bucir Mamah Endar sebenarnya adalah resep turunan dari kedua orang tuanya yang lebih dulu berjualan bubur sejak 1995, yakni Mamah Endar dan Papah Asep. Keduanya mulai berjualan bubur di teras rumah, saat tinggal di BTN Sabandar Permai Cianjur.

Status rumah yang kontrak, membuat bucir Mamah Endar berjualan berpindah-pindah tempat. Hingga pada akhirnya, setahun lalu keduanya memutuskan untuk pensiun berjualan bubur.

Saat ini, usaha bubur Cianjur alias bucir Mamah En tersebut kemudian diteruskan oleh ketiga putra mereka, salah satunya Taofik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan