“Agar makin pas rasanya. Kalau di Bandung kan cita rasa kecapnya manis,” ujar Taofik, ketika ditemui di Bucir Mamah Endar, belum lama ini.
“Pelanggan di sini kebanyakan adalah pekerja atau mahasiswa, karena tempatnya juga enak untuk nongkrong berlama-lama, jauh dari keramaian dan suasananya yang adem,” katanya. Tagar ngebuburdicafe menjadi andalan Taofik, untuk mencerminkan bucir yang “naik kelas”.
Taofik menyebutkan, Bucir Mamah Endar sebenarnya adalah resep turunan dari kedua orang tuanya yang lebih dulu berjualan bubur sejak 1995, yakni Mamah Endar dan Papah Asep. Keduanya mulai berjualan bubur di teras rumah, saat tinggal di BTN Sabandar Permai Cianjur.
Baca Juga:Terjerat Kasus Korupsi, Tito Karnavian Pertimbangkan status Arsan Latif di KemendagriParkiran Liar Menjamur Tak Terkelola Dishub Kabupaten Bandung, Pemerhati Sebut Bisa Berdampak Serius!
Status rumah yang kontrak, membuat bucir Mamah Endar berjualan berpindah-pindah tempat. Hingga pada akhirnya, setahun lalu keduanya memutuskan untuk pensiun berjualan bubur.
Saat ini, usaha bubur Cianjur alias bucir Mamah En tersebut kemudian diteruskan oleh ketiga putra mereka, salah satunya Taofik.
