“Ya mungkin salah satu contohnya dipilihnya Ali Syakieb sebagai pendamping Dadang Supriatna di Pilkada, bagaimana tidak berjalannya proses kaderisasi di partai politik,” lanjutnya.
BACA JUGA: Cara Beli Tiket Final PROLIGA 2024 di PLN Mobile, Segini Harganya Ada Kelas Satu dan VIP
Selain itu, mengenai Ali Syakieb, Firman menyebut jika partai pengusung di belakangnya juga mempunyai problem sehingga tidak bisa memajukan partainya.
“Ali Syakieb awalnya kan ada di partai Nasdem terus sempat mengikuti pemilihan legislatif, kemudian sempat juga di PDI-Perjuangan, sekarang mendapat rekomendasi dari Gerindra, ini memperlihatkan ada problem dari partai itu sendiri, bahwa partai tidak bisa memajukan kadernya sendiri,” bebernya.
Firman juga mengakui pemilihan artis ini menurut partai politik untuk kepentingan jangka pendek dan hanya ingin mendapatkan intensif elektoral saja.
Sehingga, hal itu tentunya akan berdampak pada nilai demokrasi terutama dalam sisi pendidikan politik.
BACA JUGA: Jangan Sampai Kena Tilang, Ini 8 Sasaran Khusus Operasi Patuh 2024
“Jadi memang ini problem lain bahwa partai politik belum menjalankan fungsi rekrut kaderisasi dan seleksi secara ideal jadi jalan pintas saja, berat kepada hitungan elektoral. Ini kondisi yang tidak ideal,” ungkapnya.