JABARESKPRES – Produksi sampah di Kota Bandung diklaim oleh Dinas Lingkungan Hidup ( DLH) terus mengalami penurunan tiap tahunnya.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 DLH Kota Bandung Salman Faruq mengatakan, produksi tercatat menhasilkan sekitar 1.500 – 1.600 ton per hari.
Menurutnya, produksi ini terus mengalami penurunan sebsar 20 persen berkat pengelolaan secara mandiri.
BACA JUGA: Kadin Kota Bandung Usulkan Warga dan RW Diberikan Insentif untuk Kelola Sampah
“Kalau sebelumnya kita baru di level 10-15 persen, Harapannya bisa terus dipertahankan dan ditingkatkan,” kata Salman kepada Jabar Ekspres, Rabu (17/7/2024).
Pengelolaan ini sudah menjadi keharusan untuk seluruh wilayah. Sebab, semenjak Tempat Pembuangan Akhir ( TPA ) Sarimukti overload kapasitas pembuangan mengalami pembatasan.
BACA JUGA: Forum RW Kota Bandung Minta Berikan Perhatian Kewilayahan untuk Kelola Sampah
Salman mengatakan, untuk jenis saat ini masih mendominasi berasal dari skala rumah tangga.
Selain itu, ada yang berasal dari para pelaku usaha juga turut menyumbang produksi sampah.
Untuk instruksi kepada warga Kota Bandung, pihaknya sudah menekankan agar dapat dipilah mulai dari skala rumah tangga mulai dari tingkat RW.
Dengan begitu, efektivitas pengurangan yang dilakukan berasal dari rumah tangga di Kota Bandung bisa berkurang.
BACA JUGA: Pemkot Bandung Kebingungan Cari Lahan Penampungan
“Kami juga terus menggalakan soal pengolahan secara mandiri di tingkat RW. Ini namanya kawasan bebas sampah (KBS),’’
Salman mengatakan, jumlah KBS saat ini sudah mengalami peningkatan siginifikan dari awalnya 180 KBS menjadi 370 KBS.
Selain itu saat ini kondisi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang ada di 30 kecamatan tidak mengalami over kapasitas.
BACA JUGA: Wilayah Bandung Raya Kembali Dibatasi untuk Dibuang ke TPPAS Sarimukti
Salman memastikan untuk pengangkutan dari TPS ke TPA Sarimukti saat ini tidak ada keterlambatan sehingga tidak terjadi penumpukan sampah.
“Jadi sekarang tidak ada TPS yang penuh. Semua terkendali dengan pengaturan jadwal yang ketat dari kami, bahkan dari satu TPS mengalami dua kali pengangkutan,’’pungkas Salman. (zar/yan).