JABAR EKSPRES – Kali ini, kita akan membahas tentang aplikasi yang tampak mirip dengan aplikasi-aplikasi sebelumnya seperti Sky, BLK, dan FGS Global. Aplikasi ini memiliki tampilan yang hampir identik, hanya berbeda warna, font, dan ukuran tulisan. Saat ini, aplikasi yang sedang tren adalah DBC atau disebut juga DBC.
DBC adalah aplikasi yang menjanjikan penarikan dana setiap hari dan membuka kantor-kantor baru. Pendaftaran dilakukan melalui link referral, di mana pengguna yang mendaftar melalui link tersebut akan dimasukkan ke grup WhatsApp oleh orang yang mengajak mereka bergabung.
Namun, siapakah orang ini? Apakah dia seorang leader skema ponzi, manajer, atau bahkan CEO? Tindakan memasukkan orang ke grup WhatsApp adalah trik untuk mendapatkan anggota baru dan membuat orang menggunakan kode undangannya.
Baca juga : Lagi Viral! Penipuan Berkedok Investasi di Aplikasi Pertamina Palsu
Dengan cara ini, sebagian uang yang didepositkan oleh anggota baru akan masuk ke rekening atau dompet si pengundang.
Tampilan aplikasi ini memiliki identitas, harga-harga deposit, dan tugas harian yang berbeda tergantung pada jumlah deposit. Misalnya, deposit sebesar 30 akan memberikan tugas yang berbeda dibandingkan deposit sebesar 12. Semakin besar deposit, semakin besar pengaruhnya terhadap tugas harian dan pendapatan yang dihasilkan.
Skema ponzi seperti ini biasanya mengandalkan deposit besar dengan janji keuntungan besar. Namun, ketika tanda-tanda penipuan mulai terlihat, para pemain sering kali disarankan untuk tidak serakah dengan deposit besar.
Ini kontradiktif dengan mindset awal yang dibentuk untuk menginvestasikan sebanyak mungkin uang demi keuntungan besar. Skema ini sering kali menjebak orang awam yang berharap bisa mendapatkan modal kembali, namun akhirnya mengalami kerugian.
Aplikasi ini juga menampilkan tabel-tabel harga dan bukti penarikan untuk meyakinkan orang awam bahwa aplikasi ini menghasilkan uang.
Namun, penilaian berdasarkan bukti penarikan saja tidak cukup. Legalitas, sistem, dan logika keuntungan yang diberikan harus menjadi pertimbangan utama. Hati-hati dengan iming-iming “kerja santai” hanya dengan menyetor dana.
Penting bagi kita untuk lebih bijak dalam mengelola uang dan tidak mudah tergiur dengan janji manis dari aplikasi-aplikasi yang tidak jelas legalitasnya.