Naskah Khutbah Jumat Tentang Amalan Puasa Sunnah di Bulan Muharram

Dalam Kitab I’anatut Thalibin diterangkan banyak peristiwa penting yang terjadi di bulan Muharram. Antara lain:

  • Diterimanya tobat Nabi Adam setelah diturunkan dari surga.
  • Diangkatnya Nabi Idris ke tempat yang tinggi.
  • Diturunkannya Nabi Nuh dari kapal, setelah banjir besar.
  • Diselamatkannya Nabi Ibrahim dari kobaran api raja Namrud.
  • Diturunkannya kitab Taurat pada Nabi Musa as.
  • Dikeluarkannya Nabi Yusuf dari penjara.
  • Disembuhkannya kebutaan Nabi Ya’qub dengan wasilah pakaian Nabi Yusuf Disembuhkannya Nabi Ayyub dari sakit kulit yang berkepanjangan.
  • Dikeluarkannya Nabi Yunus dari perut ikan Nun.
  • Terbelahnya lautan bagi Bani Israil yang melarikan diri dari kejaran Fir’aun Mesir.
  • Diampuninya Nabi Dawud dari kelalaiannya.
  • Nabi Sulaiman diberi kekuasaan berupa kerajaan.
  • Diangkatnya Nabi Isa ke langit setelah dikepung bangsa Romawi.
  • Diampuninya kesalahan Nabi Muhammad saw yang telah lewat dan yang akan datang.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.

Terdapat banyak amaliah utama di bulan Muharram. Yang paling penting adalah puasa. Sahabat Abu Hurairah meriwayatkan:

قَالَ رسول الله – صلى الله عليه وسلم: «أفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ: شَهْرُ الله المُحَرَّمُ، وَأفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ: صَلاَةُ اللَّيْلِ». رواه مسلم

Artinya, “Nabi saw bersabda, puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada Syahrullah Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat lail.” (HR. Muslim).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.

Puasa yang sangat dianjurkan pada bulan Muharram adalah puasa Asyura yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Puasa Asyura memiliki fadlilah/keutamaan yang besar. Allah mengampuni dosa satu tahun yang telah lewat. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah saw:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ. رواه مسلم

Artinya, “Puasa Arafah diganjar oleh Allah berupa terleburnya dosa setahun yang telah lalu dan setahun sesudahnya. Sedangkan puasa Asyura diganjar oleh Allah berupa terleburnya dosa setahun yang telah lalu.” (HR. Muslim).

Hadits ini menunjukkan besarnya anugerah Allah kepada kita. Bagaimana puasa satu hari bisa melebur dosa satu tahun.

Dalam kitab Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab, Imam Nawawi menjelaskan, bahwa dosa yang diampuni saat puasa Asyura adalah dosa-dosa kecil. Bila tidak didapati dosa kecil pada diri seseorang yang puasa Asyura , maka ganjaran puasanya dicatat sebagai amal kebaikan yang meningkatkan derajatnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan