BRIN Temukan Sungai Citarum Tercemar Paracetamol dan Amoxicillin

‘’Hal ini dilakukan karena perhitungannyapun berbeda,” sambungnya.

Dalam metodelogi penelitian cara perhitungan dilakukan dari penggunaan obat seberapa sering diminum.

kemudian berapa banyak jumlah obat yang dikonsumsi, dan berapa lama masa sakit responden dalam setahun.

Setalah itu akan digitung dengan cara melakukan estimasi seberapa banyak dari rata-rata penggunaan itu.

Hasilnya akan dikorelasikan terhadap jumlah penduduk di suatu Daerah Aliran Sungai ( DAS ).

Berdasarkan hasilnya penelitian ternyata obat jenis paracetamol dan amoxicillin menjadi APIs dengan penggunaan paling besar.

Penggunaan Paracetamol menempati posisi tertinggi dengan jumlah 460 ton pertahun. Sementara  Amoxicillin 336 ton pertahun.

Sementara untuk obat herbal yang paling tinggi digunakan adalah jahe sekitar 494 ton per tahun dan diikuti oleh oryza sativa (padi) dengan jumlah 446 ton per tahun.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan penggunaan obat-obatan kimia maupun herbal di DAS Citarum cukup tinggi. Dan harus ditingkatkan kewaspadaan.

Masyarakat masih banyak membuang sisa obat-obatan tersebut dengan tidak mempertimbangkan efeknya terhadap lingkungan.

Disamping itu penggunaan obat seperti paracetamol dan amoxicillin sangat mungkin akan menimbulkan dampak pencemaran di sungai Citarum. (yan).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan