Pro Kontra Penertiban PKL, Pemkab Bogor Paksa Pedagang Pindah Ke Rest Area Gunung Mas

Kepala Bidang Ketertiban Umum (Kabid Tibum) Satpol PP Kabupaten Bogor, Rhama Kodara mengatakan, kericuhan itu didasari karena salah satu pedagang menolak WC dan kamarnya dibongkar oleh petugas.

“Jadi di area gantole petugas sedang membersihkan sisa penertiban kemarin, namun disitu ternyata ada WC dan kamar yang memang perlu dibongkar,” ujarnya kepada media, Kamis (25/6).

Namun pemilik warung itu tak terima, hingga cekcok dengan petugas PUPR yang akan akan memasukan alat berat untuk membongkar bangunan itu.

“Jadi intinya dia gak terima di bongkar, soalnya WC dan kamarnya itu di cor jadi bangunan permanen, kata saya ini masuk dalam pembongkaran juga,” ucapnya.

Akibat bentrokan itu, tiga petugas satpol PP mengalami luka, mulai dari kepala hingga pipi dan sudah dilarikan ke rumah sakit.

“Anggota saya tiga orang luka, engga tau kena balok atau dipukul, sudah dibawa ke rumah sakit,” ungkapnya.

BACA JUGA: 22 Kontingen Asal Cimahi Siap Berlaga dalam O2SN di Kota Bandung

Alasan PKL Tolak Relokasi di Rest Area Gunung Mas

Seorang pedagang baso dan soto Eti (38) mengatakan, dia sudah berjualan di jalan raya puncak sejak 30 tahun lalu.

Ia mengaku sebelum penertiban memang ada sosialisasi dari pihak pemerintah, namun dirinya mengira itu hanya untuk pelebaran jalan.

“Ada (sosialisasi) dikirain pelebaran jalan kan inimah tempat saya ga ke jalan, kalo pelebaran bisa mundur lah intinya intinya bisa usaha ini mah engga ada malah dihancurin,” ucapnya.

Meski mendapatkan kios di rest area, Eti enggan berpindah jualannya ke rest area karena dinilai sepi dan kiosnya terhitung kecil ukurannya.

“Saya dapat di rest area bukan buat usaha itumah ga ada yang belinya kalo rame mah mau tapi kalo sepi siapa yang belinya yang ada belanja belanja bukan untung malah buntung,” ujarnya.

Bahkan dia sempat berjualan di rest area, tetapi saat jualan tidak ada pembeli sehingga ia mengalami kerugian.

“Pernah jualan ga dapet uang yang beli kopi juga ga ada, seribu perak aja ga dapet, di rest area padahal hampir dua bulan tiga bulanan, kita ga dapet uang malah buntung rugi, belanja juga habis dimakan,” tukasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan