Ratusan Ribu Warga Bandung Nganggur, Efektifitas Job Fair Dipertanyakan

JABAR EKSPRES – Jumlah pengangguran di Kota Bandung terus mengalami fluktuasi. Periode tahun 2019 hingga 2020, trend angka pengangguran di Kota Kembang naik dari yang sebelumnya berada dikisaran 105 ribu, menjadi 147 ribu. Bahkan pada 2021, besarannya mencapai 150 ribu orang.

Namun dilansir dari laman Dinas Ketenagakerjaan Kota Bandung, angka tersebut berhasil ditekan oleh pemerintah Kota Kembang. periode tahun 2022-2023, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) terus mengalami penurunan mencapai 8,83 persen atau kini berjumlah 116 ribu.

Guna terus menekan angka pengangguran, job fair jadi langkah strategis Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dalam memberikan peluang bagi para pekerja.

Namun pada pelaksanaannya, tak sedikit masyarakat yang mengeluh terkait acara yang diperuntukan bagi para pencari kerja tersebut. Salah satu warga yang kerap mengikuti kegiatan Job Fair (28), Dani Arifin Hidayat menuturkan, hanya janji manis yang kerap dilontarkan oleh perusahaan pencari kerja saat kegiatan berlangsung.

“Udah milih sesuai kriteria calon, di janjikan pemanggilan interview dan lain-lain, tapi udah tiga kali mengikuti job fair gak ada yang nyangkut satupun. Gatau emang kalah saing sama yang lain, atau lamarannya gak sama sekali dibaca,” katanya kepada Jabar Ekspres, Jumat (28/6).

Dirinya berharap, pelaksanaan job fair tidak hanya sebatas ala kadarnya saja. Karena menurutnya, dari tiga acara job fair yang diikutinya, perusahaan hanya terfokus pada acara intinya saja.

“Ada pejabat antusias, jatuhnya kaya memperkenalkan perusahaan ke para pejabat. Nah kedepan mah berharap jangan sampai kaya gitu, harus fokus juga ke penjaringan pencari kerja juga,” ucapnya

Pengamat Kebijakan Publik, Achmad Muhtar pun meminta agar pelaksanaan job fair tak luput dari pengevaluasian Pemkot Bandung. Terlebih, hal ini berkenaan dengan ekspetasi tinggi dari para pencari kerja.

Menurutnya pengevalusian bisa berupa transparasi data terkait jumlah diterimanya pencari kerja pada pelaksanaan job fair tersebut. Hal ini guna tak menimbulkan persepsi liar di masyarakat.

“Efektifitas terkait pelaksanaan job fair harus di evaluasi. Karena disitu terbagi dua, yang merasa diuntungkan dan dirugikan bersinggungan. Jadi janganlah diimingi kata, misal, job fair ini di klaim bakal menyerap 40 persen pencari kerja,” katanya

Writer: Sadam Husein

Tinggalkan Balasan